BI Harus Jaga Rupiah Tetap Stabil

Dolar Naik, Harga Barang Belum Terpengaruh

Dolar Naik, Harga Barang Belum Terpengaruh

PEKANBARU (HR)-Sejak beberapa hari belakangan, nilai tukar mata uang dolar Amerika terhadap rupiah, terus menunjukkan penguatan. Bahkan pada Kamis kemarin, angkanya bahkan sudah mencapai Rp13 ribu. Meski demikian, kondisi itu belum berpengaruh terhadap harga jual barang-barang impor.

Artinya, harga barang seperti elektronik, peralatan komputer hingga alat berat, yang notabene kebanyakan impor, masih berjalan pada harga yang wajar.

Meski demikian, Bank Indonesia selaku bank central di Tanah Air, harus mengawasi pasar uang agar tidak terjadi penurunan nilai rupiah secara drastis.

 Sebab, hal itu diyakini tetap akan berdampak terhadap hampir seluruh sektor usaha.

Dari pantauan di sejumlah toko yang menjual produk impor di Pekanbaru, umumnya harga barang-barang masih stabil, alias belum ada kenaikan. Salah satunya seperti di PT Astra Graphia di Jalan Sisingamangaraja. Perusahaan yang bergerak dibidang solusi dokumen, fotokopi, printer dan  alat multifungsi merk Fuji dan Xerox, mengaku belum ada kenaikan harga dari produk-produk yang mereka pasarkan.

Menurut Branch Head PT Astra Graphia, Budi Pramana Ginting, naiknya harga tukar dolar Amerika belum berpengaruh signifikan dengan harga jual produk. "Selagi kenaikan masih di bawah 30 persen, kita belum naikkan harga," ujarnya.

Kondisi serupa juga diungkapkan Area Manager  PT Daya Kobelko Construction Machinery Indonesia, David Jang. Dikatakan, pihaknya sejauh ini belum menaikkan harga jual alat berat yang mereka jual. "Kita usahakan tidak ada kenaikan harga, karena ini juga akan berdampak terhadap daya beli konsumen kita," ujarnya.  

Namun ia mengakui kondisi itu membuat pihak harus melakukan sejumlah pembenahan. Seperti pengurangan volume keluar kota, atau memangkas biaya yang dirasa kurang perlu. Selain itu, dari sisi perencanaan juga akan diupayakan lebih efektif untuk mengurangi biaya produksi.

Selain itu, harga suku cadang kendaraan bermotor juga masih stabil, seperti di Bengkel Resmi Suzuki PT Riau Jaya Cemerlang (RJC). After Sales Manager RJC, Fridawati, mengatakan, harga suku cadang sepeda motor Suzuki belum mengalami kenaikan karena mengikuti kebijakan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) Suzuki. "Bila sudah ada info tentang kenaikan, baru kita akan mengikuti," ujarnya.

Begitu juga yang disampaikan Kepala Bengkel Mobil merek KIA, Saiman, dijelaskannya, untuk saat ini harga spare part belum mengalami kenaikan. Kemungkinan kenaikan akan terjadi pada bulan April mendatang." Belum naiklah, masih harga lama kok," katanya.

Harus Jaga Rupiah
Sementara itu, pengamat ekonomi Riau, Viator Butar-butar mengatakan, Bank Indonesia (BI) selaku bank central, harus bisa mengawasi pasar uang agar tidak terjadi penurunan nilai rupiah secara drastis. Sebab bila kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan pasti berdampak terhadap semua sektor usaha, baik perdagangan, industri maupun ekspor dan impor.

Menurutnya, menguatnya dolar Amerika saat ini, lebih disebabkan menguatnya kondisi ekonomi di negara tersebut. Bukan karena perekonomian Indonesia yang melemah.

Virot menilai, kenaikan nilai dollar ini tentunya akan memberikan dampak terhadap semua sektor bisnis. Khususnya bagi sektor industri, karena harga barang tentu akan merangkak naik. Apalagi Indonesia banyak menggunakan komponen barang yang impor, sehingga barang yang dibayarkan tentu akan lebih mahal karena dalam bentuk dolar. Buntutnya, para pelaku usaha yang paling merasakan dampaknya.,

Jika dilihat dari sisi pasar uang, bila kondisi ini terus berlanjut, diyakini akan muncul rasa ketidakpercayaan masyarakat terhadap rupiah. Sehingga mengakibat masyarakat akan ramai-ramai meninggalkan rupiah dan akan beralih ke dollar. "Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka akan berdampak juga terhadap ekonomi. Karena orang akan mulai beralih ke dolar ketimbang rupiah," ujar Viator.

Sementara itu, lanjut Viator dari sisi barang, tentu harga akan merangkak naik. Untuk itu diharapkan kepada Bank Indonesia, selaku bank central yang mengatasi krisis ekonomi untuk benar-benar bisa mengawasi kondisi pasar uang yang terjadi. Jangan sampai membuat penurunan nilai rupiah yang semakin drastis, serta bisa menjaga kestabilan rupiah dimata negara asing misalnya, dengan melakukan pembelian dollar atau lainnya. Sehingga rupiah bisa tetap stabil. (her, nie)