Kondisi Kembali Kondusif Pasca Pembakaran Pos Pam di Kawasan TNTN

Kondisi Kembali Kondusif Pasca Pembakaran Pos Pam di Kawasan TNTN
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pasca peristiwa pembakaran pos pengamanan dan sebuah kendaraan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) diketahui telah kondusif. Untuk itu diyakini tidak akan ada penambahan jumlah personil kepolisian di sana.
 
Aksi pembakaran terjadi pada Senin (2/4) malam, dimana ratusan warga Dusun Toro Jaya, Desa Lubuk Kembang, Kecamatan Ukui, Pelalawan, membakar pos pengamanan dan sebuah sepeda motor. Untuk mencegah aksi yang lebih besar pihak kepolisian dari jajaran Polres Pelalawan dikerahkan. Sejauh ini, kondisi keamanan telah terkendali.
 
"Belum perlu dilakukan penambahan jumlah personil," ungkap Kapolda Riau Irjen Pol Nandang, Minggu (8/4).
 
Dalam peristiwa itu, sedikitnya dua bangunan rusak karena dibakar warga, yaitu pos pengamanan dan ampang-ampang. Aksi itu diduga buntut dari tindakan semena-semena yang dilakukan sekelompok orang terhadap masyarakat Dusun Toro Jaya. 
 
Kelompok yang dipimpin seorang pria, Iwan Ginting, dan beranggotakan sekitar 20 diduga kerap melakukan pungutan kepada masyarakat. Polisi telah mengamankan tiga orang yang diketahui bagian dari kelompok yang menjadi sasaran massa tersebut. Mereka semuanya kini ditangani oleh Polres Pelalawan.
 
Sebelumnnya, Kapolres Pelalawan, AKBP Kaswandi menerangkan, kejadian bermula ketika masyarakat yang mendiami kawasan TNTN di Dusun Toro Jaya membuat perjanjian terkait retribusi pengangkutan hasil panen kelapa sawit.
 
Para petani bermufakat bersama kelompok Iwan Ginting yang menjadi pengurus dan penjaga pos serta ampang-ampang. Sebab, akses tersebut digunakan para petani dalam membawa hasil panen kebun sawit ke luar areal untuk dijual ke pabrik.
 
Dalam rembukan diperoleh kesepakatan retribusi sebesar Rp 5.000 per ton terhadap buah sawit yang melintas. "Kesepakatannya, uang restribusi itu digunakan untuk memperbaiki jalan. Jadi jalan yang rusak ditimbun dan diratakan. Seperti maintenance gitu," ujar Kaswandi beberapa waktu lalu.
 
Namun setelah tiga bulan pengutipan retribusi berjalan, warga melihat jalan yang dilalui semakin hancur. Sedangkan pengurus Iwan Ginting dan kawan-kawan tidak melakukan perbaikan sebagaimana yang disepakati. Padahal retribusi selalu diminta kepada petani.
 
Tak ayal lagi, emosi warga meledak dan melakukan aksi pembakaran. Beruntung, saat kejadian tak ada pengurus di tempat sehingga tak sampai ada korban jiwa.
 
Reporter: Dodi Ferdian
Editor: Nandra F Piliang