Dirjen Perikanan Budidaya Tabur 100 Ribu Benih Ikan di Danau Bokuok Kampar

Dirjen Perikanan Budidaya Tabur 100 Ribu Benih Ikan di Danau Bokuok Kampar
RIAUMANDIRI.CO, TAMBANG - Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia bersama Balai Perikanan Budi Daya Air Tawar Sungai Gelam, Jambi menabur 100 ribu ekor benih ikan di kawasan Danau Bokuok Desa Aur Sati Kecamatan Tambang, Selasa (20/3/2018).
 
Dalam arahannya Dirjen PJB Slamet Sorbjokto mengatakan bahwa penebaran 10.000 benih ikan Jelawat dan Nilem adalah penebaran kembali. Hal ini untuk menjaga jumlah persediaan ikan di kawasan Danau Bokuok
 
"Kegiatan ini sejalan dengan kebijakan DJPB untuk mendorong seluruh aktivitas perikanan budidaya agar mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan, karena restocking adalah upaya untuk pemulihan kembali stok ikan di alam," terang Slamet.
 
Dia mengatakan, tidak boleh menggunakan sembarang benih ikan, harus ikan-ikan yang habitatnya di perairan setempat. Kalau pun harus mendatangkan benih ikan dari luar, disarankan untuk ditebarkan di kolam, waduk atau perairan umum tertutup agar tidak menyebar.
 
“Pemulihan kembali stok ikan di alam, dengan harapan ikan-ikan di Danau Bokuok tetap terjaga keberadaannya, di samping itu juga bisa meningkatkan produksi perikanan dan mensejahterakan masyarakat,” katanya.
 
Dikatakannya lagi, oleh Menteri KKP Susi Pudjiastuti, DJPB ditargetkan memproduksi benih baik ikan air tawar, payau dan laut sebanyak 25 juta ekor benih pada 2017. Saat ini target tersebut sudah mencapai 200 persen.
 
“200 persen yang terealisasi, dari 25 juta benih yang ditargetkan sudah 50 juta dan tersebar di 20 provinsi,” ungkapnya.
 
Semantara itu Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kampar Usman Amin dalam sambutaanya menyampaikan, bahwa saat ini Kampar merupakan daerah penghasil terbesar ikan air tawar. Di mana setiap hari bisa surplus 50 sampai 60 ton.
 
"Hal ini berhasil juga tidak terlepas dari hasil sentra ikan patin dengan nama Kampung Patin yang terdapat di Desa Koto Masjid Kecamatan XIII Koto Kampar, penghasil ikan lele atau Kampung Lele Desa Hang Tuah Kecamatan Perhentian Raja, penghasil ikan baung di bendugan Sei Paku Kecamatan Kampar Kiri, serta sentra ikan Jelawat Desa Rana Kecamatan Kampar," beber Usman.
 
Hanya saja, lanjut Usman dalam budi daya ikan air tawar kos yang dikeluarkan untuk pakan mencapai 70 persen. Untuk itu, gerakan pakan mandiri sangat perlu dikembangkan setiap daerah karena bisa mengurangi dari 70 persen menjadi 60 persen ke bawah. Ia juga menerangkan, saat ini di Kampar sudah tercatat lebih kurang 300 pakan mandiri atau pengolahan pakan ikan sendiri.
 
"Provinsi Riau saat ini sudah mulai melakukan pengolahan pakan ikan dari bahan baku limbah sawit. Untuk itu Kampar yang merupakan pertanian sawit terbesar di Riau, maka Kampar harus melakukan hal ini," terang Usman.
 
Selain penaburan bibit ikan, Dirjen juga menyerahkan 1 paket pakan mandiri kepada Kelompok Patin Barokah dan 1 Paket kepada Kelompok Usaha Bersama Kampung Patin Desa Koto Masjid KecXIII Koto Kampar
 
Reporter:  Ari Amrizal
Editor:  Rico Mardianto