Derita Bocah 13 Tahun Korban Perkosaan, Malu Panggil Bayinya Sebagai Anak

Derita Bocah 13 Tahun Korban Perkosaan, Malu Panggil Bayinya Sebagai Anak
RIAUMANDIRI.CO, BANGKINANG - Disaat bocah seusianya sibuk bermain dan sekolah, HM, gadis 13 tahun asal Kecamatan Tapung Kebupaten Kampar justru harus menjadi seorang ibu dari anak yang tidak diketahui siapa Bapaknya.
 
"Waktu itu lagi sendirian di rumah, mamak sama ayah lagi ke pasar, sama adek juga. Ada yang menghampiri dan ngancam, kalau teriak ku bunuh kau," terangnya menirukan kata-kata ancaman yang diterimanya.
 
Bocah polos asal Padang Sidempuan, Tapanuli Selatan ini mengisahkan penderitaan yang dialaminya tanpa memberi tahu Ibu dan Ayah tirinya karena takut.
 
Ironisnya, berdasarkan penuturan HM, kehamilan yang ia alami diketahui saat air ketubannya sudah pecah.
 
"Awalnya tak tahu (hamil), tahunya saat ketuban udah pecah, mamak pun tahunya saat itu juga," terangnya saat ditemui di Kantor P2TP2A Kabupaten Kampar, Jl. M. Yamin Bangkinang Kota, Kamis (8/3).
 
Memakai baju kaos warna biru dan rok warna pink yang mulai pudar, HM mencoba mengingat-ingat orang yang "mencelakainya" di sebuah siang yang suram sekitar 7 bulan lalu itu.
 
"Tak tahu orangnya, dia pakai tutup muka, orangnya tinggi dan kulitnya putih," jawabnya sembari menonton TV.
 
Meski terlihat canggung, bocah yang sudah putus sekolah ini mengaku awalnya dia malu untuk memanggil bayinya dengan sebutan "anak".
 
"Karena malu makanya kemarin dipanggil adek, kalau sekarang dipanggil anak, namanya Pelangi," akuinya sambil tersipu.
 
Meski mengaku senang di Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kampar, namun ia juga mengaku rindu dengan buah hatinya, Pelangi. "Senang, tapi rindu sama Pelangi, sama Mamak juga," ucapnya Polos.
 
Ketua P2TP2A Kampar Hafis Tohar menjelaskan, saat ini Pelangi masih dirawat intensif di dalam inkubator karena lahir prematur.
 
"Melahirkannya di salah satu Rumah Sakit Swasta di Pekanbaru, karena aksesnya lebih dekat ke sana (dibandingkan ke Bangkinang,red), namun karena tidak ada biaya, setelah melahirkan dibawa ke tempat Bidan. Setelah kita tahu, baru kita rujuk ke RSUD Bangkinang, Selasa (6/3) lalu, hingga kini masih dirawat di sana," jelas Hafis.
 
Reporter: Ari Amrizal
Editor: Nandra F Piliang