Kelompok Tani Mekar Sari Jaya Binaan Arara Abadi Panen Cabai, Omzet Capai Rp49 Juta

Kelompok Tani Mekar Sari Jaya Binaan Arara Abadi Panen Cabai, Omzet Capai Rp49 Juta
RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Petani binaan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) PT Arara Abadi yang tergabung dalam Kelompok Tani Mekar Sari Jaya di Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, berhasil mengembangkan tanaman budi daya cabai. Hal ini dapat dilihat dari hasil panen yang dilakukan belum lama ini oleh kelompok tani tersebut.
 
Nurazmi, selaku ketua kelompok tani menyampaikan, tanaman cabaiyang dibudidayakannya ini berada di areal lahan seluas 0,25 hektare. Sekali panen saja, menurut Nurazmi, dirinya bisa menghasilkan uang senilai Rp49.000.000 dengan produksi panen sebesar 1,4 ton cabai. Sementara harga per kilonya saat ini mencapai Rp35.000 di tingkat petani.
 
Sedangkan untuk hasil panennya tersebut sudah ada agen khusus yang menampungnya. Menurut Nurazmi, dirinya pertama kali mulai bertani pada tahun 2012. Pada awalnya dia bertani secara otodidak tanpa punya pengalaman sama sekali. Pernah dirinya mencoba bercocok tanam cabai tanpa pendamping sehingga hasil yang didapatkan sangat jauh dari harapannya.
 
Setelah itu dirinya kembali mencoba menanam melon, namun hasilnya juga mengalami kegagalan. Dan akhirnya di tahun 2016 dirinya mendapatkan tawaran dari perusahaan untuk mengikuti program DMPA yang diadakan oleh PT Arara Abadi.
 
Tanpa berpikir panjang lagi, dirinya menerima tawaran tersebut dan dimulailah usaha tanaman cabainya dengan didampingi tenaga yang langsung disupervisi oleh perusahaan. Dan hasilnya sangat memuaskan.
 
"Saya berterima kasih sekali kepada Arara Abadi untuk program DMPA ini, di mana secara tidak langsung program ini bisa mengangkat perekonomian keluarga saya," ujarnya. 
 
Humas Distrik Siak PT Arara Abadi, Suparlan menyampaikan, peluncuran program DMPA ini digulirkan berdasarkan kesepakatan bersama dengan masyarakat. Sebelum program digulirkan perusahaan bersama-sama dengan masyarakat dan perangkat desa. Mereka duduk bersama membahas program melalui Forum Group Discussion (FGD) . Dari situ disepakati program apa saja yang harus dikucurkan, setelah tercapai kesepakatan barulah perusahaan mengucurkan bantuan untuk program yang telah disepakati tersebut. 
 
Untuk Distrik Siak ada beberapa program yang diluncurkan, seperti program perbengkelan, program ternak kambing dan program budi daya tanamam cabai. 
 
Untuk tanaman cabai ini pada awalnya perusahaan memberikan bantuan sebesar Rp10 juta untuk bantuan bibit dan saprodi. Hasilnya sangat membantu masyarakat. Sementara untuk program perbengkelan juga berjalan dengan baik.
 
Namun yang kurang berhasil adalah program ternak kambing, di mana kambing-kambing yang diberi bantuan pada awalnya berkembang dengan baik akan tetapi karena diserang penyakit, kambing tersebut mati semua.***
 
Editor: Nandra F Piliang