Seminar Budaya Melayu Asia Pasifik

Pemerintah Pusat Dukung Penuh Visi Riau 2020

Pemerintah Pusat Dukung Penuh Visi Riau 2020
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendukung penuh visi Riau 2020, yang menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Pemudayaan.
 
Bentuk dukungan tersebut disampaikan oleh Dirjen Kebudayaan, Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Triana Wulandari, pada Seminar Kebudayan Melayu Asia Pasifik, Rabu (6/12/2017), di Hotel Aryaduta, Pekanbaru.
 
"Pemerintah mendukung langkah Pemerintah Provinsi Riau yang telah mengeluarkan Perda sejak tahun 2001 yang lalu, di mana akan menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu Asia Pasifik. Dan pemerintah mendukung dengan keluarnya Undang-Undang Pemajuan Budaya yang baru saja dikeluarkan tahun ini," ujar Triana Wulandari.
 
"Jadi sangat relevan sekali, setelah 16 tahun mendampingi UU Kebudayaan yang digarap 33 tahun oleh pemerintah. Dan Riau harus menjalankan amanat UU Pemajuan Pemudayaan ini, untuk menjadikan Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu," tambahnya.
 
Diceritakan Triana, bahasa Melayu, merupakan cikal bakal lahirnya bahasa Indonesia. Kemendikbud menyambut baik dalam uraian isi pemajuan UU Kebudayaan, dengan mengambil pokok pikiran yang paling terkecil dari kabupaten/kota, dan provinsi.
 
"Identitas bangsa ini untuk kemajuan kebudayan nasional. Salah satu dasar yang mempunyai budaya itu dari Melayu. Melayu menuju negeri maju, akar budaya Indonesia dari Melayu. Dan saat ini Riau telah membuktikan sebagai pusat kebudayaan Melayu, bahkan dalam berbagai acara mengundang Brunei, Singapura, Malaysia, dan Thailand," ungkap Triana.
 
Sementara itu, Wakil Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim, yang membuka acara seminar tersebut mengatakan, Riau menuju pusat kebudayaan Melayu Asia Tenggara hanya tinggal 3-4 tahun lagi. Untuk mencapainya, pemerintah telah menjadi satu Dinas Kebudayaan yang mengurusi tentang kebudyaan Melayu. 
 
"Sesuai dengan tema seminar melayu se Asia Tenggara ini Melayu Se Asia Pasifik ini "Mengayuh Budaya Melayu Menuju Negeri Maju." Tentu bagaimanapun kembali ke Perda yang sudah 16 tahun ini, hanya tinggal tiga tahun lagi. Bukti nyatanya dengan memisah Disdik dan Kebudayaan. Kita kembangkan budaya Melayu ini bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan aksi nyata," kata Wagubri.
 
Acara Seminar Budaya Melayu Asia Pasifik ini diikuti seluruh perwakilan kabupaten/kota, dan negara-negara Asia, dari Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand. Termasuk beberapa provinsi, seperti Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Sumut, Jambi dan lainnya. Seminar ini berlangsung 6-8 Desember 2017. ***
 
 
Reporter : Renny Rahayu
Editor       : Mohd Moralis