Dedikasikan Hidup untuk Jaga Desa Bebas dari Api

Dedikasikan Hidup untuk Jaga Desa Bebas dari Api

Tidak banyak warga yang tergerak hatinya untuk menjaga lingkungan bebas dari kebakaran lahan. Apalagi setiap harinya patroli memantau lahan dan hutan bebas dari api.

Adalah Asparoni (28), warga Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau mendedikasikan hidupnya untuk menjadi crew leader atau  koordinator penggerak dalam penanggulangan kebakaran di desa melalui Program Desa Bebas Api atau Fire Free Village Program yang diinisiasi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang merupakan bagian dari APRIL Grup.

Apa yang ia kerjakan tidaklah mudah, berbagai tantangan ia hadapi dalam pekerjaan yang sangat mulia ini. Terkadang ia harus bersusah payah untuk menjelaskan kepada warga di desanya agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Cara-cara sosialisasi dengan menjelaskan kepada warga pun telah ia gunakan. Namun, belum cukup efektif untuk mengajak warga agar tidak membakar lahan. Tidak patah arang, ia pun mencoba melakukan pendekatan personal dan ternyata berhasil. Setiap bertemu atau bercengkrama dengan warga desa, ia selalu menjelaskan dan mengajak warga untuk tidak membuka lahan tanpa bakar.

"Saat menjelaskan ke warga, saya sering bilang membakar itu merusak generasi-generasi berikutnya, nanti hidup kita pakai masker terus dan anak-anak sering sesak napas.  Alhamdulillah lama kelamaan warga paham hingga kami mendapatkan reward Rp 50 juta,  walaupun masih ada lahan yang terbakar. Tetapi tentu tak sebanyak tahun 2015 yang mencapai seratus hektar," tuturnya.

Asparoni pun tidak puas dengan itu, ia pun mengajak organisasi kewargaan di desa untuk menggalakan program Patroli Terpadu, yaitu setiap hari mereka berpatroli di desa mereka untuk memantau titik api sekaligus memberikan penjelasan bahaya-bahaya kebakaran kepada warga yang sedang bekerja di ladang mereka. Kegigihan tersebut membuahkan hasil, desa mereka akhirnya berhasil meraih reward Rp 100 juta atas keberhasilan nol kebakaran lahan pada pertengahan tahun 2016 lalu.

"Reward Rp 50 juta pada bulan Mei 2016 itu untuk pembangunan gorong-gorong di desa kami. Akhirnya kami menambahkan dengan program Patroli Terpadu dan akhirnya kami dapat  meraih Rp 100 juta yang akan digunakan untuk semenisasi jalan  di desa kami," jelasnya pria dua anak ini.

Tidak kalah dengan semangat Asparoni,Afrizal (39) memiliki cita-cita agar Karhutla tidak terjadi lagi di desanya. Ia yang  merupakan crew leader dari Kelurahan Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan rela menambah kegiatannya yang sehari-hari sebagai petani ini untuk menjadi crew leader. Ia ingin daerah yang ia tinggali tidak terbakar karena asap dari kebakaran dapat menggangu kesehatan, terutama anak-anak.

"Saya tidak ingin bencana asap seperti tahun 2015 tidak terjadi lagi. Itu merusak kesehatan dan menyebabkan anak-anak kami tidak bersekolah, kami pun jarang ke ladang sehingga pendapatan kami pun menurun. Program Desa Bebas Api dari PT RAPP ini sangat membantu kami dalam memberikan pemahaman kepada warga untuk tidak membakar lahannya lagi. Periode pertama, kami mendapatkan Rp 50 juta. Kemudian, kami meningkatkan patroli dan terus menjelaskan bahaya kebakaran di warung-warung kopi di desa. Alhamdulillah kami mendapatkan reward Rp 100 juta," ujarnya.

Ia berharap agar program seperti yang digalakkan PT RAPP terus berlanjut karena memberikan dampat yang sangat baik untuk lingkungan. Warga mengerti bahaya kebakaran lahan dan tidak membuka lahannya dengan cara membakar.
"Lewat program ini kami RAPP memberikan kami pengetahuan dan cara-cara bersosialisasi dan mengajak warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakarnya. Warga menjadi sadar kalau membuka lahan dengan cara membakar itu berbahaya. Kami di desa sangat terbantu dengan program ini untuk menjaga lingkungan dari api," ujarnya.

Manajer Program Desa Bebas Api, Sailal Arimi mengatakan program yang berjalan sejak tahun 2013 ini telah teruji dan mampu mengurangi luasan areal kebakaran secara signifikan. Program Desa Bebas Api ini membangun budaya sadar bencana serta mampu membangun desa-desa yang mempunyai komitmen tinggi dalam menjaga wilayahnya dari bahaya Karhutla.

"Setiap bulan diadakan pertemuan dengan para crew leader dari 18 Desa dari tiga kabupaten, yakni kabupaten Siak, Pelalawan dan Kepulauan Meranti,gunanya untuk mengevaluasi crew leader dan berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi mereka. Desa yang berhasil menjaga wilayahnya bebas dari kebakaran akan mendapatkan reward sebesar Rp 100 juta yang digunakan untuk infrastruktur desa," ujarnya.

Selain itu, perusahaan juga memberikan solusi untuk warga jika ingin membuka lahan tanpa membakar dengan menyediakan hand tractor di setiap desa, seperti warga Desa Teluk Meranti yang membuka lahan dengan mesin tersebut untuk menanam padi.
Tahun 2016 ini, lanjut Sailal, ada penurunan drastis kebakaran jika dibandingkan dengan tahun 2015 lalu. Hal ini merupakan prestasi yang cukup baik berkat kerjasama pemerintah, warga, dan perusahaan dalam menjaga wilayah dari kebakaran lahan. Kedepannya, tugas Crew Leader harus ditingkatkan untuk terus memberikan edukasi tentang bahaya karhutla di warga sehingga zero fire di Provinsi Riau benar-benar terwujud.