Menlu Perlu Klarifikasi Dugaan Pasukan Perdamaian Indonesia Selundupkan Senjata

Menlu Perlu Klarifikasi Dugaan Pasukan Perdamaian Indonesia Selundupkan Senjata
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Wakil Ketua Komisi I Asril Hamzah Tanjung mendesak Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi untuk mengklarifikasikan kasus dugaan penyelundupan senjata oleh pasukan perdamaian PBB asal Indonesia yang dikirim ke Daffur, Sudan.
 
“Saya yakin tidak ada TNI, yang merupakan pasukan perdamaian PBB asal Indonesia yang menyelundupkan senjata ke Daffur, Sudan. Itu juga sudah diklarifikasi oleh TNI. Saya juga yakin, polisi Indonesia juga demikian. Kita bukan bangsa penyelundup,” tegas Asril, .
 
Menurut mantan Kepala Staf Konstrad itu, Indonesia telah cukup lama mengirimkan pasukan perdamaian PBB yang tergabung dalam United Nations African Mission in Darfur (UNAMID). 
"Sejauh ini pasukan Indonesia cukup dikagumi dan disegani oleh pasukan lain," kata purnawirawan jenderal bintang dua itu. Sehingga kecil kemungkinan pasukan perdamaian Indonesia melakukan tindakan tercela itu. 
 
Pihaknya mendesak pemerintah dalam hal ini Menteri Luar Negeri untuk mengklarifikasi hal ini. Memang Asril mengakui bahwa saat ini senjata buatan Indonesia yang diproduksi oleh PT Pindad dapat dikatakan cukup unggul dibanding buatan-buatan negara lain. Sehingga tidak sedikit negara yang menginginkan senjata tersebut.
 
Secara terpisah, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menegaskan pihaknya menunggu hasil penyelidikan dari PBB atas dugaan adanya penyelundupan senjata ke Sudan. 
 
“Kita masih menunggu penyelidikan PBB atas senjata ilegal,  karena ini melibatkan pasukan perdamaian ini menyangkut reputasi Indonesia. Karena itu, Indonesia harus klarifikasi sesegera mungkin. Bahwa kita memang tidak terlibat. Tetapi kalau terlibat itu harus mendapat sanksi yang berat,” kata Fadli Zon.
 
Sebagaimana berita yang dilansir dari media local Sudan Tribune, Deputi Gubernur Darfur Utara, Mohamed Hasab al-Nabi mengakui, aparatnya menangkap pasukan perdamaian Indonesia yang tergabung dalam United Nations African Mission in Darfur (UNAMID) karena diduga telah melakukan penyelundupan senjata.
 
Indonesia sendiri mengirim pasukan perdamaiannya yang terdiri dari TNI dan Polri yang tergabung dalam UNAMID. Pasukan TNI berasal dari Batalyon Komposit TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXV-B. Sedangkan Polri mengirim ratusan anggotanya yang tergabung dalam Satgas Formed Police Unit (FPU) Indonesia VIII Garuda. 
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 25 Januari 2017
 
Reporter: Syafril Amir
Editor: Nandra F Piliang