Tuntut Jam Kerja dan BPJS Puluhan Porter Demo Perusahan

Tuntut Jam Kerja dan BPJS Puluhan Porter Demo Perusahan

PEKANBARU (riaumandiri.co) - Puluhan porter yang bekerja di Bandara Sutan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, menggelar aksi demo di Bandara, Jumat (19/1) pagi ini. Mereka menuntut agar perusahaan yang mempekerjakan mereka memberikan BPJS Kesehatan, dan membatasi waktu kerja.Koordinator aksi, Loren, mengatakan, anggota-anggota Porter Bandara SSK II ini, hanya meminta batas waktu kerja saja. Termasuk BPJS mereka yang selama ini mereka bayar sendiri.

 

"Kawan-kawan minta waktu istirahat saja, kemudian waktu libur juga ada liburnya.Kita kan selama ini nyetor pendapatan kepada perusahaan, jadi kami minta adalah pengaturan kerjanya untuk istirahat," ujar Loren."Untuk BPJS selama ini anggota yanh nyetor ke perusahaan. Kami kam tidak digaji, kami yang nyetor ke perusahaan. Kalau kami digaji kan bisa di potong BPJS, sekarangkan tidak ada kejelasan. Tapi kalau saya BPJS bayar sendiri bersama keluarga," tambahnya.Diceritakan Loren, ang gota porter yang ada di Bandara SSK II berjumlah 50 orang. Dan masing-masing porter setiap harinya menyetor ke perusahaan, dalam hal ini PT Putra Angkasa. Porter menyetor sebesar Rp40 ribu perhari.


 


"Kalau mereka dapat lebih dari Rp40 ribu yah itu untuk mereka. Mudah-mudahan perusahaan bisa mencarikan solusinya, memang porter harus bekerja ekstra untuk mendapatkak hasil dari penumpang," harapnya.Sementara itu, Dirut PT Putra Angkasa, Jhoni Raranta, saat ditemui, mengatakan, aksi yang dilakukan oleh anggotanya ini, hanya kesalahpahaman, dan ketidak mengertian porter. Selama ini bekerja sesuai dengan penghasilan mereka selama bekerja sebagai Porter.
"Saya sudah kumpulkan mereka semua, dan setelah dijelaskan barulah mereka mengerti. Mereka ini kan tenaga kerja lepas, yah samalah dengan tenaga kerja pabrik. Tapi mereka bekerja disini mencari penghasilan sendiri. Dengan sistem bagi hasil," ujar Jhoni.

 


Jhoni kembali menjelaskan, bahwa, para porter ini kalau bekerja mereka akan dapat lebih. Untuk masalah jam kerja tergantung dari mereka, dan mereka selama ini memang diminta untuk pulang pukul 17.00 WIB. Kalau para porter ingin beristritahat tidak ada yang melarang, namun ada jadwalnya."Mereka ini bekeja bergilir, tidak semua bekerja sekaligus. Dan ini sudah dipahami mereka setelah ada pertemuan ini. Kalau mereka kerja dapat duit, kalau tidak ya tak dapat. Tapi ada tindakan kalau seandainya mereka tida bekerja aktif," tegasnya.Disinggung mengenai tuntutan  BPJS dari para Porter, Jhoni menjelaskan, mereka bukanlah tenaga kerja seperti perusahan besar yang digaji perbulannya

 

. Porter bekerja seperti tenaga kerja harian, tanpa ada gaji dari perusahaan."Kalau mereka di gaji bisa kita potong gajinya, tapi ini mereka tidak digaji. Mereka bisa membuat BPJS sendiri, kedepan kalau memang mau dibayarkan BPJS kita cari solusinya. Selama ini mereka kekurangan uang saya pinjamkan. Menurut saya ini kesalahpahaman saja, dan mereka tidak mengerti. Tapi ini sudah diselesaikan, dan tidak menggangu Bandara," ungkap Jhoni, yang juga pelatih dan atlet Terjun Payung Riau ini.

 

Sementara itu, Airport Duty Manager SSK II, Bambang, saat dihubungi mengatakan, aksi demo porter tersebut merupakan urusan internal antara perusahaan dan porter. Pihak Bandara tidak asa ikut campur, namun untuk mediasi sudah dilakukan."Itu urusan internal mereka antara Porter dan PT Putra Angkasa, jadi kami dari angkasa pura tidak turut campur, dan ini sudah diselesaikan secara internal," jelasnya.Usai mendapat penjelasan puluhan Porter yang berdemo kembali bekerja seperti biasa di Bandara SSK II Pekanbaru, baik di kedatangan dan keberangkatan.