Laba Bank Syariah Tumbuh Lumayan

Laba Bank Syariah Tumbuh Lumayan

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Kendati rasio pembiayaan bermasalah (NPF) masih tinggi, sebagian besar bank umum syariah (BUS) masih mampu mencatatkan kenaikan laba. Per Agustus 2016, NPF gross perbankan syariah sebesar 5,55 persen.

Mengutip data terakhir Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tumpukan pembiayaan bermasalah di BUS jauh lebih tinggi ketimbang NPF di unit usaha syariah (UUS). Pada periode yang sama, NPF UUS bertengger di level 3,45 persen.

Dibayangi NPF tinggi, BNI Syariah masih mampu mencetak laba sebesar Rp215,23 miliar pada kuartal III 2016. Laba ini tumbuh 37,43 persen ketimbang periode sama tahun lalu yang sebesar Rp129,16 miliar.


Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan, pertumbuhan laba tersebut disokong oleh kualitas pembiayaan serta komposisi rasio dana murah yang cukup signifikan. Pembiayaan BNI Syariah pada September 2016 tumbuh 15 persen menjadi Rp19,53 triliun.

Sementara dana pihak ketiga (DPK) meningkat 20,26 persen menjadi Rp22,77 triliun. Adapun NPF BNI Syariah tercatat sebesar 3,03 persen. Adapun Bank Syariah Bukopin (BSB) sanggup mencatatkan kenaikan laba signifikan. Anak usaha Bank Bukopin ini mencatatkan kenaikan laba sebesar 81,9 persen menjadi Rp45,82 miliar per September 2016.

Menurut Direktur Bisnis BSB Aris Wahyudi, kenaikan laba bersumber dari pembiayaan BSB yang tumbuh tinggi di tengah seretnya permintaan pembiayaan. Di akhir September 2016, pembiayaan BSB melonjak 19,06 persen menjadi Rp4,77 triliun secara tahunan (year on year/yoy).

"Kami tetap fokus meningkatkan pembiayaan ke segmen bisnisnya pendidikan, kesehatan dan perdagangan,” kata Aris, kemarin. Meski begitu, Aris menilai, pertumbuhan pembiayaan menjelang akhir tahun sedikit tertekan. BSB juga mengaku lebih selektif dan berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. Pasalnya, BSB berencana menekan NPF ke bawah level 2,5 persen hingga akhir tahun.

Per September 2016, rasio NPF BSB masih sebesar 2,5 persen. Rapor kinerja kinclong juga ditorehkan BCA Syariah (BCAS) yang mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 57,14 persen menjadi Rp24,1 miliar di akhir September 2016.

Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih menyatakan, pertumbuhan laba tersebut didorong oleh peningkatan pembiayaan. Sebagai informasi, pembiayaan BCAS tumbuh 27,7 persen dari posisi sebesar Rp2,66 triliun menjadi Rp3,39 triliun pada September 2016. “Kami optimistis hingga akhir tahun laba bisa tumbuh 50 persen,” papar John.

Laba BRI Syariah pun naik 38,71 persen menjadi Rp129,16 miliar per akhir kuartal III secara tahunan. Padahal, NPF BRI Syariah berada di atas batas maksimum yang ditetapkan regulator yakni sebesar 5,22 persen.

Rasio NPF BRI Syariah naik dari posisi tahun lalu, 4,9 persen. Tapi, ada juga BUS yang mencatatkan penurunan laba. Misalnya laba Bank Muamalat yang anjlok 66,7 persen menjadi Rp37,95 miliar. (kon/ara)