Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB

Indonesia Terus Galang Dukungan

Indonesia Terus Galang Dukungan

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Delegasi Indonesia yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla, terus menggalang dukungan dari berbagai negara anggota PBB. Langkah itu untuk mewujudkan Indonesia masuk menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.

Meski pemilihan masih tahun depan untuk periode 2019-2020, tetapi lobi-lobi dengan negara sahabat terus dijalin. Pada Kamis malam waktu New York (22/9), delegasi Indonesia menggelar resepsi untuk galang dukungan. Seluruh negara anggota yang berjumlah 193 diundang hadir.

"Dari 193 negara, kita sudah punya hubungan diplomatik dengan 190 negara. Yang saat ini tidak ada hubungan diplomatik adalah Barbados, Sudan Selatan, dan Israel. Kalau Taiwan bukan anggota PBB," kata Menlu Retno LP Marsudi di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.


Suasana malam resepsi berlangsung cair. Wapres JK, Menlu Retno, dan Wakil Tetap RI untuk PBB, Dian Triansyah Djani, berbincang dengan delegasi-delegasi negara sahabat sambil menyantap hidangan yang disajikan.

Di antara para tamu yang hadir juga ada Presiden Sidang Umum PBB Peter Thompson. JK dan Thompson lalu bersalaman. Acara berlangsung sekitar 2 jam dengan diselingi pertunjukan kesenian Indonesia dengan iringan musik kolintang. Menlu Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia sudah sejak dulu hidup bertoleransi dengan keberagaman budaya.

"Kami selalu mendukung Indonesia. Indonesia adalah teman kami di mana pun," ungkap Menlu Papua Nugini Rimbink Pato di sela acara. Setelah acara usai, Wapres JK optimistis Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Terlebih ketika Indonesia satu-satunya negara ASEAN yang mencalonkan diri.

"Maksudnya Indonesia akan ambil peran yang lebih besar dalam upaya perdamaian dunia, dan Indonesia sebagai negara yang punya pengaruh dan besar di ASEAN tentu jauh lebih (dibanding) negara-negara lain. Punya pengalaman yang banyak. Kita ikut pasukan perdamaian PBB, dan lainnya," tutur JK.

Dukungan dari negara lain dinilai JK cukup besar. Saingan Indonesia untuk menduduki posisi tersebut adalah Maladewa yang juga berada di wilayah Asia.
Indonesia mengusung tema 'The True Partner for World Peace' dalam kampanyenya. Soal multikulturalisme juga ditekankan.

"Kalau kita lihat konflik-konflik di dunia ini, apakah itu di Lebanon, Afrika, di mana pun sebagian besar konflik di negara itu. yang bisa berdasarkan ideologi, kultural, bisa berdasarkan sumber daya. Jadi lebih banyak konflik internal daripada antar negara. Indonesia punya pengalaman mencegah konflik itu," ungkap JK. (dtc/ sis)