Sejumlah Nama Mulai Mencuat

Cawagubri dari Luar Golkar akan Timbulkan Persoalan Baru

Cawagubri dari Luar Golkar  akan Timbulkan Persoalan Baru

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Hingga saat ini, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman belum memberi tanda-tanda siapa sosok yang akan dipilih untuk mendampinginya dalam menjalankan roda pemerintahan.

Menurut pengamat politik Universitas Riau, Mexsasai Indra, jalan terbaik adalah tetap merekrut dari internal Golkar. Sebab, jika memilih dari luar Golkar, dinilai akan menimbulkan persoalan baru.

Sementara itu, sejauh ini sejumlah nama yang disebut-sebut pantas mendampingi Gubri Andi Rachman, demikian ia akrab disapa, telah muncul ke permukaan. Kebanyakan berasal dari kader Golkar. Namun ada juga yang datang dari luar partai.

"Sesuai aturan, yang berwenang menentukan calon Wakil Gubri adalah Gubernur dan Golkar Riau. Bila mengambil dari luar ini, bisa jadi akan muncul persoalan baru," ujar Mexsasai Indra, Selasa (31/5).

Lebih lanjut, ia menyebutkan, jika Gubri Andi Rachman memilih pendampingnya dari kalangan birokrat, dikhawatirkan akan berbenturan dengan aturan main. Karena dalam Undang-undang Nomor 23

Cawagubri
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, jelas diatur PNS yang maju sebagai kepala daerah harus mengundurkan diri.

"Namun, keadaannya sekarang kan berbeda, tidak dalam ajang Pilkada. Apakah ketentuannya tetap wajib mundur, kan tidak pasti karena tidak ada aturan yang mengaturnya secara eksplisit. Tentu ini akan jadi problema," ujarnya.

Sementara jika mengambil calon Wagubri dari luar Golkar, hal itu juga dinilai akan memunculkan konflik baru di internal Partai Golkar Riau.

Namun ia menekankan, siapa pun calon Wagubri, yang bersagkutan harus bersih dari segala macam indikasi pelanggaran hukum.

"Kemudian, wakilnya tentunya harus orang yang cocok dengan gubernur sampai habis masa jabatannya. Bila tidak, bisa saja pecah kongsi di tengah jalan. Ini sudah sering terjadi," ujarnya lagi.

Mencuat Hingga saat ini, sejumlah nama mulai disebut-sebut sebagai calon Wagubri yang pantas mendampingi Andi Rachman. Kebanyakan memang berasal dari internal Golkar. Di antaranya Syamsuar (Ketua DPD II Golkar Siak yang juga Bupati Siak), HM Harris (Ketua DPD II Golkar Pelalawan yang juga Bupati Pelalawan), Sukarmis (Ketua DPD II Golkar Kuansing), Herman Abdullah (mantan Walikota Pekanbaru dua periode), Indra M Adnan (mantan Bupati Inhil dua periode), Yopi Arianto (Ketua DPD II Golkar Inhu yang juga Bupati Inhu), Suparman (Ketua DPD II Golkar dan Bupati Rohul) dan Septina Primawati Rusli (anggota DPRD Riau).

Meski demikian, ada juga figur yang datang dari luar Golkar. Salah satunya adalah Ahmadsyah Harrofie, dari kalangan birokrat. Ahmadsyah sendiri saat ini masih menjabat sebagai Asisten I Setdaprov Riau.

Menyikapi hal itu, pengamat politik Riau Aidil Haris, sejauh ini kemungkinan posisi Wagubri diisi dari internal Golkar, memang lebih kuat.

Namun ia menekankan, Golkar merupakan partai politik yang dinamis, sehingga semua kader terbaik memiliki peluang untuk mengisi kursi Wagubri itu.

"Tapi ini kan politik, dari sekian banyak kader terbaik Golkar di Riau, tentu dipilih mereka yang bisa bekerjasama dengan Andi Rachman. Golkar itu dinamis, sulit ditebak," jelasnya.

Aidil tidak membantah kalau peran Dewan Pengurus Pusat (DPP) Golkar sangat mempengaruhi figur yang nantinya ditetapkan sebagai Wagubri. Meskipun melalui mekanisme partai, namun finalnya tetap melalui restu petinggi partai di Jakarta.

"Itulah menariknya, dinamika politik di Golkar itu sulit ditebak, bisa saja hari ini nama yang muncul si A, besoknya si B, lalu yang dipilih si C. Di sini dibutuhkan lobi-lobi politik," ujar kandidat Doktor Komunikasi Islam UIN Sumatera Utara ini.

"Syamsuar, Harris dan Septina lebih berpeluang dibanding yang lainnya, track record-nya cukup bagus. Bisa juga muncul figur lain dari birokrat seperti Ahmad Syah Haroffie," tutupnya. (rud, grc)