Selama Ramadan Sekolah Diliburkan

Selama Ramadan Sekolah Diliburkan

PEKANBARU (riaumandiri.co)-Dikarenakan jadwal libur pasca terima rapor, bertepatan dengan suasana Ramadan. Maka berdasarkan kalender akademik yang dikeluarkanDinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau, selama Ramadan seluruh aktivitas belajar mulai dari tingkat TK hingga SMA diliburkan.

Kadisdikbud Riau, H Kamsol kepada Haluan Riau, Selasa (24/5) di ruang kerjanya mengatakan keputusan tersebut berdasarkan kesepakatan bersama Kementrian Agama (Kemenag) Riau. Hal ini bertepatan dengan momen libur usai ujian kenaikan kelas, dan suasana Ramadan. Sehingga diputuskan jadwal libur mulai 5 Juni hingga 11 Juli mendatang.
"Jadi karena memang suasana libur,

Selama setelah ujian kenaikan kelas. Seharusnya pada pertengahan Juni siswa masuk sekolah, namun karena bertepatan ramadhan sehingga tidak begitu efektif. Makanya kita tetapkan selama ramadhan libur total, dan efektif masuk kembali pada 11 Juli mendatang," ujar Kamsol.

Menurut Kamsol, bahwa sebelumnya telah ditetapkan pelaksanaan ujian kenaikan kelas untuk seluruh tingkatan dapat dilaksanakan sejak pada 23-31 Mei. Sehingga pada 4 Juni, seluruh sekolah sudah bisa melakukan pembagian rapor kepada para siswa. Hal ini bertujuan agar para siswa bisa fokus dalam menjalankan ibadah puasa selama Ramadan dan tidak diganggu dengan aktivitas lain.

Meski libur, namun ditambahkan Kamsol, pihaknya juga tidak melarang apabila pihak sekolah melakukan aktivitas tambahan seperti pesantren kilat selama Ramadan. Hanya saja, pihaknya menegaskan bahwa dalam pelaksanaan aktivitas tersebut tidak membebani para orang tua dengan
berbagai pembiayaan.

"Jika mau dilaksanakan gunakanlah dana operasional sekolah, jangan membebankan orang tua. Jika tidak ada, mending tidak usah dilaksanakan. Jadi biarkan para siswa bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik, dengan melakukan hal-hal positif dengan remaja masjid dilingkungan tempat tinggal," tuturnya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masjid yang ada di seluruh kabupaten, agar bisa mengaktifkan kegiatan remaja masjid, yang memiliki nilai-nilai keagamaan. Seperti halnya dengan menyelenggarakan kegiatan tadarus, usai sholat tarawih.

Karena berkaca dari tahun sebelumnya, saat tadarus sebenarnya banyak diikuti oleh para peserta didik. Namun karena mereka harus membagi waktu, keesokan harinya sekolah maka banyak yang tidak mengikuti.

Sementara itu, tambah Kamsol, untuk jadwal tugas para guru, dirinya mengatakan bahwa keputusan masuk atau tidaknya sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah masing-masing kabupaten kota," pungkasnya.***