Bisnis Properti Diprediksi Melesat 30 Persen

Bisnis Properti Diprediksi Melesat 30 Persen

SURABAYA (riaumandiri.co)– Pertumbuhan bisnis properti sepanjang 2016 ini diprediksi bakal naik sampai 30 persen pada semester II.

Direktur Ciputra Sutoto Yakobus menuturkan, tahun sebelumnya geliat properti memang lesu.

Kondisi itu berbeda dengan tahun ini yang menunjukkan sinyal positif dalam perbaikan ekonomi. ”Lihat saja banyak bank yang sudah mulai jor-joran dalam memberikan KPR (kredit perumahan rakyat).

 Bahkan ada yang sampai memberikan kredit 8,5 persen fixed dalam lima tahun,” ujar Sutoto, kemarin. Dia menuturkan, pada semester I saja sudah ada tanda perbaikan dan pertumbuhan pasar properti.

Puncaknya nanti bakal terjadi di semester II yang bisa mencapai 30 persen. Turunnya harga bahan bakar minyak (BBM), katanya, memberikan andil besar dalam perbaikan dan pertumbuhan di sektor properti.

Beberapa paket kebijakan ekonomi juga mulai terlihat dampaknya langsung di lapangan. ”Inflasi juga masih stabil. Sampai bulan kemarin saja harga tanah sudah naik 6 persen.

Kalau sepanjang tahun lalu, kenaikan harga tanah mencapai 18 persen,” jelasnya.
Beberapa harga bahan baku juga tak banyak yang naik. Tercatat hanya besi saja yang mengalami kenaikan harga di pasaran.

Namun, kenaikan itu masih dalam tahap kewajaran. Kalau kondisi ini bisa dipertahankan, katanya, pasar properti bisa terus naik. Daya beli masyarakat juga menunjukkan tren naik. ”Ini sinyal yang baik,” sambungnya.

Regional CEO Bank Mandiri Surabaya Agus Haryoto Widodo menuturkan, geliat properti memang sedang bagus sejak awal tahun ini.

Makanya, Bank Mandiri menawarkan bunga KPR sebesar 8,5 persen fixed selama lima tahun. Tawaran bunga KPR itu akan mendongkrak banyak pengajuan kredit baru dari masyarakat.

”Bunga KPR 8,5 persen merupakan yang terkecil. Kami yakin akan banyak mendapatkan respon positif dari masyarakat,” katanya. Pasar properti saat ini tak hanya didominasi kelompok menengah ke atas saja.

Sebab, permintaan KPR tak hanya dari kalangan menengah ke atas. Pengajuan paling banyak bahkan dilakukan oleh pembeli properti dari menengah ke bawah.(okz/mel)