Maksimalkan Pelayanan

Diskes Komit Tekan Gizi Buruk

Diskes Komit Tekan Gizi Buruk

TEMBILAHAN (riaumandiri.co)-Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir, berkomitmen terus berusaha semaksimal mungkin dalam menangani serta menekan peningkatan kasus gizi kurang dan gizi buruk di wilayah tersebut.

Hal itu disampaikan Kepala Diskes Inhil Zainal Arifin, saat ditemui di kantornya, Jalan M Boya Tembilahan, Sabtu (16/4). Dicontohkan Zainal, seperti kasus gizi buruk yang menimpa M Rafi (4), bayi di Desa Teritif, Kecamatan Kateman. Dimana, setelah tenaga kesehatan menemukan dan mengetahui kondisi bayi tersebut saat melakukan pendataan di lapangan, langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Musa guna penanganan lebih lanjut.

"Bayi ini ditemukan oleh petugas kesehatan yang melakukan sweeping untuk penanganan gizi kurang dan gizi buruk di wilayah setempat," tutur Zainal. Dijelaskan mantan Direktur RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru ini, setelah dirawat di rumah sakit dengan memberikan minuman susu sesuai umurnya, petugas kesehatan terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan kesehatan bayi tersebut setiap minggu, serta memberikan makanan tambahan khusus selama 3 bulan.

"Jika nanti kondisi bayi sudah benar-benar membaik, baru kita kembalikan kepada pihak keluarga, sambil terus diawasi perkembangannya," tambah Zainal. Seperti diketahui, pada tahun 2016 ini di Kabupaten Inhil sudah terdata sebanyak 21 kasus gizi buruk, terdiri dari 5 kasus di wilayah kerja UPT Puskesmas Gajah Mada, 2 kasus di Guntung, 2 kasus di Concong, 4 kasus di Kempas, 3 kasus di Tembilahan Kota, 1 kasus di Mandah, 1 kasus di Pengalihan Enok, 1 Kasus di Pengalihan Keritang, 1 kasus di Tembilahan Hulu dan 1 kasus di Tanah Merah.

"Semuanya sudah kita tangani dan dalam perawatan hingga 100 persen. Ini akan terus kita pantau perkembangan kesehatannya, sehingga mereka (pasien gizi buruk, red) benar-benar sembuh," terang Zainal.

Adapun beberapa faktor penyebab munculnya kasus gizi buruk, diantaranya ketidakmampuan keluarga dari segi ekonomi, kurangnya pendidikan dan pengentahuan para orang tua tentang gizi, serta adanya penyakit penyerta atau biasanya didahului oleh penyakit. (kpr/aag)