Gubri Wahid Ingatkan Warga tak Bakar Lahan, Riau Tambah 3 Unit Helikopter Water Bombing
Riaumandiri.co - Gubernur Riau Abdul Wahid mengingatkan kepada seluruh masyarakat Riau dan perusahaan yang beroperasi di Riau, agar tetap menjaga dan mencegah jangan sampi terjadi kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas di Provinsi Riau.
Karena dalam beberapa hari ini hotspot di Riau meningkat dan kabut asap sudah menyelimuti beberapa daerah.
Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyampaikan peringatan keras ini kepada seluruh pelaku pembakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Peringatan ini tidak hanya ditujukan kepada perusahaan, tetapi juga kepada masyarakat yang masih nekat membuka lahan dengan cara membakar.
“Kami mengimbau masyarakat dan perusahaan untuk tidak membuka dan mengolah lahan dengan cara membakar. Karena saat ini musim kemarau, jika terbakar, akan sangat mudah menyebar dan sulit dikendalikan," ujar Gubri Abdul Wahid.
"Jika tidak bisa diingatkan, penegakan hukum akan dilakukan. Saya sudah berkoordinasi dengan Kapolda dan Kejaksaan Tinggi Riau agar tidak ragu menindak tegas pelaku pembakaran lahan, baik oleh masyarakat maupun perusahaan yang membuka lahan dengan cara merusak alam," tambah Gubri.
Dalam upaya memadamkan Karhutla di wilayah yang terkena kebakaran lahan, Gubernur Riau mengatakan telah berkoordinasi erat antara BNPB, BPBD, Manggala Agni, dan Forkompimda terkait. Langkah ini bertujuan untuk memastikan karhutla tidak terus meluas dan dampaknya dapat diminimalisir.
"Saat ini kami sedang mempersiapkan beberapa peralatan untuk mengatasi karhutla, termasuk helikopter. Kita sedang menunggu bantuan helikopter yang didatangkan dari Australia dan Palembang untuk melakukan pengeboman air," kata Abdul Wahid.
Selain upaya pemadaman dengan water bombing dan pemadaman lahan secara langsung dari darat, pemadaman karhutla di Riau juga dilakukan dengan metode modifikasi cuaca. Strategi ini difokuskan terutama di wilayah-wilayah yang lahan terbakarnya cukup luas, guna memaksimalkan upaya pemadaman.
"Kami berharap kejadian tahun 2019 tidak terulang kembali, di mana Riau diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Sehingga aktivitas masyarakat, terutama anak-anak sekolah, tidak terganggu," tegas Gubri.
Sementara itu, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal mengatakan, pihaknya telah mengasakan rapat bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto, dan pemerintah pusat menambah armada helikopter untuk membantu proses pemadaman api melalui udara.
Penambahan heli dari BNPB, saat ini baru dua unit yang sudah tersedia, dan tambahan tiga unit akan sangat membantu memperluas jangkauan operasi udara.
"Alhamdulillah, tadi hasil rapat dengan Pak Kepala BNPB, Riau akan dibantu dengan tambahan upaya pemadaman dari udara dengan water bombing, sehingga Hely kita nanti menjadi lima unit. Dari dua unit yang sudah ada, satu dalam kondisi maintenance. Sedangkan, satu heli lagi sedang beroperasi di wilayah Rokan Hilir. Dan kita akan bertambah unit lagi, jadi totalnya ada lima. Untuk heli patroli sudah stanbay dua unit," jelas Edy.
Sementara itu dari data BMKG terdata hotspot di Riau berkurang bila dibanding hadi Minggu (20/7). Dari 329 hotspot menurun menjadi 47 hotpsot, Senin (21/7), tercatat Kabupaten Rokan Huluntervanyak 13 hotspot, disusul Pelalawan 9 titik, dan Rohil yang sebelumnya terbanyak titik apo berkurang menjadi 6 titik, Kabupaten Siak 6 titik, Kampar 5 titik.