TELUKKUANTAN (riaumandiri.co)-Dari Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan, hingga tahun 2013 terdapat penyusutan fungsi kawasan hutan di Kabupaten Kuansing.

Dari luas lahan 416.159 hektare berada di sembilan lokasi yang merupakan kawasan hutan yang dilindungi, terdapat 61.911 hektare rusak dan sudah dirambah.

Rusaknya kawasan hutan di Kabupaten Kuansing tidak terlepas dari minimnya sarana dan prasarana yang ada dan minimnya jumlah personel Polisi Kehutanan yang ada pada Dinas Kehutanan Kuansing. "Sekarang jumlah personel Polhut kita hanya 13 orang, yang kita butuhkan itu 30 orang,"ujar Kepala Dinas kehutanan Kuansing, Pramudio Nandar kepada Haluan Riau, Kamis lalu.

Dari jumlah 13 personil Polhut saat ini, sebagian sudah berumur, "kita sangat berharap ini menjadi perhatian Provinsi maupun pusat untuk membuka lowongan bagi Polhut ditempatkan di daerah kita agar kawasan hutan yang ada bisa kita awasi dengan baik," katanya.

Dari data kerusakan hutan pada 2013 lalu, tentunya saat ini jumlah kerusakan hutan diperkirakan bertambah besar atau cenderung meningkat. Kerusakan kawasan hutan ini disebabkan diantaranya ilegal logging, perambahan hutan, alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, penambangan batu bara dan penam bangan emas liar.

Dari data tahun 2013 lalu sedikitnya ada sembilan kawasan hutan yang ada di Kuansing, diantaranya SM BUkit Rimbang Bukit Baling luas lahan 52.016 ha dengan luas kawasan rusak 835,1 ha, hutlin Bukit Betabuh luas lahan 44.853 ha luas kawasan rusak 20.632 ha atau 46,54 persen.

Hutan lindung Sentajo luas lahan 392 ha luas kawasan yang rusak 68 ha, HPT Serangge Sekilo luas lahan 1.970 ha luas kawasan rusak 236,5 ha, HPT Batang Lipai Siabu luas lahan 62.535 ha luas kawasan rusak 16.634 ha, HPT Tesso Nilo luas lahan 22.242 luas kawasan rusak 13.122, HPT Tanjung Pauh luas lahan 13.802 luas kawasan yang rusak 2.746 ha.

Kemudian HP Sungai Peranap luas lahan 32.850 ha luas lahan rusak 7.555 ha, dan HP Tesso Nilo luas lahan 764 ha luas kawasan rusak 61 ha.(rob)