Janda Tua di Kemang

Dambakan Program Bedah Rumah

Dambakan Program Bedah Rumah

Ia hidup sebatang kara. Menghabiskan hari-hari hingga usia senja hanya seorang diri. Tak tau, entah dimana keluarga yang lainnya. Meski sendiri itu tak enak, namun ia ikhlas dan senantiasa terpancar raut wajah bahagia.
 
Istananya hanya berukuran sangat kecil, pun berlantai tanah. Kini, bilik tempat ia bermimpi indah diterjang angin nakal sehingga banyak celah mentari masuk hingga tetesan embun menerpanya.

Tak layak huni sesungguhnya, tempat ia berlindung dari legamnya sinar matahari dan dinginnya udara subuh. Tapi, hendak kemana ia mengadukan sepenggal cerita sedihnya itu.

"Sangat tidak layak sebenarnya rumah Mak Nilai (52) ini. Sangat wajar rasanya bila Pemkab atau pihak lain yang berbaik hati menelorkan program Bedah Rumah atau pembangunan Rumah Layak Huni untuk Mak Tua ini. Apa lagi, baru-baru ini kediamannya yang kecil itu di terpa angin, sehingga dindingnya roboh," cerita Kepala Desa Kemang, Carles, Kamis (11/2).

Desa Kemang, terlebih dulu ada di negeri ini, dibanding beberapa desa yang baru tumbuh, jelas Kemang lebih punya nama dan lebih tua. Namun, kata Kades Carles, sejak berdiri Desa Kemang oleh sesepuh hingga zaman modern sekarang, belum pernah masyarakat mencicipi program bedah rumah atau rumah layak huni.

Padahal, masih banyak berdiri meski reot, rumah-rumah sebenarnya tak layak di desa Kemang. Namun, sang Kades pun dibuat heran, pemerintah tak secuir berniat menelorkan program untuk warga tak mampu itu.

"Sebenarnya masyarakat Kemang ini masih banyak yang memiliki rumah yang sangat tidak layak, tak hanya Mak Nilai ini. Namun, entah dosa dan salah apa, sehingga masyarakat Kemang tak kunjung kecipratan proyek ini. Kami mengharapkan, mellaui kekuatan APBD tahun ini, tolonglah rumah Mak Nilai ini di bedah hingga menjadi layak," pinta Kades muda ini menghiba. (zol)