Kedutaan Arab Saudi Dilempari Molotov

Kedutaan Arab Saudi Dilempari Molotov

TEHERAN (HR)-Kebijakan Pemerintah Arab Saudi mengeksekusi mati 47 terpidana terorisme, berbuntung panjang. Salah satunya, kebijakan itu memicu terjadinya aksi penyerbuan ke Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran, Iran, Minggu pagi kemarin atau Sabtu waktu setempat.

Massa yang marah menyerang kedutaan Saudi dengan bom Molotov. Penyerangan ini mengakibatkan kebakaran kecil di teras lantai dua kedutaan. Kemarahan itu disebabkan salah satu ulama Syiah yakni Nimr al Nimr (56) ikut dieksekusi. Ia dieksekusi bersama tiga anggota Syiah lainnya serta sejumlah anggota Al Qaeda.  

Seperti dilansir Kantor Berita Iranian Students News Agency (ISNA) yang dilansir dari AFP, Minggu (3/1), aksi penyerbuan itu terjadi beberapa jam setelah Arab Saudi mengeksekusi Nimr.
Belum diketahui sejauh apa kerusakan yang terjadi akibat penyerangan.


Pihak Arab Saudi belum mengeluarkan pernyataan terkait hal ini. Aksi penyerbuan itu berakhir setelah pihak Kepolisian turun tangan dan membubarkan kerumunan massa. Pemerintah Saudi menahan pemuka agama Syiah itu setelah aksinya menyerang kedutaan Saudi dengan bom beberapa waktu lalu.

Pasca eksekusi, hubungan Iran dan Arab Saudi memanas. Usai ulama terkemuka Iran Ayatollah Ahmad Khatami menyebut keluarga penguasa Arab Saudi akan jatuh sebagai dampak eksekusi.

Tidak hanya itu, pemberontak garis keras di kawasan negara Arab itu mengeluarkan peringatan mengerikan untuk para pemangku kekuasaan Dinasti Al Saud. Mereka mengancam akan menggulingkan rezim Saud yang pro teroris dan anti Islam. Dalam situs resmi milik Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, ia membandingkan kekejaman Saudi yang terkenal dengan kekejian kelompok teroris ISIS aliran jihadi John.

Namun Arab Saudi menyerang balik Iran dan menyebut Iran sebagai negara yang tak tahu malu.
"Rezim Iran adalah rezim terakhir di dunia yang bisa menuduh orang lain mendukung terorisme, mengingat bahwa (Iran) adalah negara yang mensponsori teror, serta dikutuk oleh PBB dan banyak negara. Rezim Iran tidak memiliki rasa malu karena omong kosong tentang masalah-masalah hak asasi manusia, bahkan tahun lalu dieksekusi ratusan warga Iran tanpa dasar hukum yang jelas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam pernyataan ke kantor berita resmi SPA, seperti dikutip dari AFP.

Tidak hanya itu, kecaman juga datang dari kubu Al Qaeda menuai kecaman. Para pengikut kelompok ekstremis cabang Yaman mengatakan akan mengadakan aksi balas dendam. Mereka mengancam akan melakukan tindakan anarkis jika jika pihak keamanan Saudi melanjutkan eksekusi atas anggota mereka yang tertangkap.

Di lain tempat, ulama ternama Saudi, Sheikh Abdulaziz al Sheikh mengatakan, eksekusi mati itu justru dilakukan demi kebaikan para terdakwa. Sebab, dengan begitu mereka dapat dicegah dari tindakan lalim lainnya yang mungkin mereka lakukan di masa mendatang.

Sepanjang tahun 2015, Belfast Telegrah mewartakan, sedikitnya 157 terdakwa terorisme dihukum penggal. Jumlah ini melonjak jauh dalam dua dekade terakhir, dan bisa dikatakan sebagai yang tertinggi. (bbs, okz, dtc, azw, sis)