Banjir Masih Melanda Riau

Dua Desa di Rohul Terisolir, Mandau-Pinggir Terputus

Dua Desa di Rohul Terisolir,  Mandau-Pinggir Terputus

PEKANBARU (HR)-Hingga Minggu (20/12) kemarin, banjir masih saja mendera sejumlah kawasan di Bumi Lancang Kuning. Seperti di Kabupaten Rokan Hulu, dua desa masih saja terisolir karena terkepung banjir. Kedua desa itu adalah, Desa Pangkalan Bonai dan Ulak Kumbahang, yang terletak di perbatasan Rokan Hulu-Rokan Hilir.  

Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Bengkalis. Hingga saat ini, satu-satunya jalan poros yang menghubungkan Kecamatan Mandau dan Pinggir, masih terendam air. Akibatnya, arus transportasi antara dua kecamatan itu jadi terputus. Parahnya, kondisi ini rupanya dimanfaatkan oknum tertentu untuk mengeruk keuntungan pribadi. Korbannya adalah para petani sawit yang membawa hasil pertanian mereka ke luar desa.

Dua Desa
Kondisi ini menambah daftar panjang sejumlah daerah di Riau yang hingga kini masih terkendala akibat banjir. Sebelumnya, empat desa di Kecamatan Kampar Kiri, juga mengalami hal serupa. Banjir ditambah tanah longsor, membuat transportasi menuju ke empat desa tersebut terputus total.

Menurut Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, kondisi yang terjadi di Desa Pangkalan Bonai dan Ulak Kumbahang, sudah berlangsung sejak beberapa hari belakangan ini. Banjir membuat akses jalan jalan menuju desa tersebut tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua mau pun roda empat.

"Kita sudah mendapatkan laporan dari BPBD setempat bahwasanya akses jalannya tarputus dan harus mengirimkan bantuan melalui udara. Diperkirakan ada sekitar 300 lebih KK, hampir seribuan warga di dua desa tersebut sulit mendapatkan bahan makanan," ungkapnya, Minggu (20/12).

Dijelaskan Edwar Sanger, Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, telah mencoba untuk meninjau langsung kondisi dua desa di Rohul tersebut, Sabtu (19/12) kemarin, dengan menggunakan helikopter. Namun dikarenakan pada hari Sabtu lalu wilayah Rohul dilanda hujan lebat, Plt Gubri batal mendarat di dua desa tersebut.

"Kita sudah mencoba membawa bantuan bersama Plt Gubri, tapi karena hujan lebat batal. Namun kita akan tetap mencoba mengirimkan bantuan ke desa itu. Insya Allah besok (hari ini, red), kalau cuaca mengizinkan kita terbang untuk mendrop bantuan. Kita sudah berkoordinasi dengan Pemkab setempat untuk mencarikan titik koordinat pendaratan heli," tambahnya.

Mandau-Pinggir Putus
Tak hanya di Rokan Hulu, hujan lebat juga membuat jalan poros di Kecamatan Mandau-Pinggir, Kabupaten Bengkalis, terputus akibat terendam banjir. Kondisi ini sudah berlangsung sejak sepekan belakangan ini.

Jalan poros yang dimaksud adalah Jalan Gajah Mada yang selama ini berfungsi sebagai jalan poros penghubung delapan desa yang ada di Kecamatan Mandau dan Pinggir. Saat ini, kondisinya terputus total. Hujan lebat membuat jalan di KM 11 terbenam air sedalam dua meter dengan kondisi penuh lumpur. Panjang jalan yang rusak berat ini mencapai kurang lebih 10 meter.

Akibatnya, kondisi itu tentu saja menimbulkan masalah bagi ribuan Kepala Keluarga (KK) yang ada di delapan desa di kawasan itu. Di antaranya Desa Tasik Serai, Tasik Serai Timur, Tasik Serai Barat, Serai Wangi, Beringin, Melibur, Koto Pait dan Tasik Tebing Serai. Saat ini, mereka terpaksa harus memutar melalui jalan lain yang jaraknya lebih jauh, bila ingin bepergian. Bahkan waktu yang habis bila menggunakan jalan alternatif itu, bisa mencapai tiga jam.
"Kami bingung harus lewat jalan mana mengeluarkan hasil perkebunan. Sementara truk tronton saja tenggelam melintasi ruas jalan ini," keluh salah seorang warga sekitar, Bakhtiar.

Dikatakan, akibat lumpuhnya jalan di KM 11 tersebut, membuat perekonomian masyarakat yang rata-rata dari perkebunan kelapa sawit, terpaksa harus bersabar dan bertahan menunggu kondisi jalan membaik. "Kami sudah hilang akal mencari jalan keluarnya. Sementara pemerintah terkesaan tutup mata," ungkapnya lagi.

Saat ini, tambahnya, petani sawit harus melalui jalan alternatif dengan merogoh kocek membayar kepada pihak orang tak dikenal hingga Rp120 ribu per unitnya.

Bantuan Berlanjut
Sementara itu, untuk kondisi di Desa Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, yang dilanda longsor dan banjir, yakni Desa Lubuk Bigau, Tanjung Karang, Kebun Tinggi dan Desa Tanjung. Bantuan telah disalurkan sebanyak 3 ton bahan makanan.
"Kita sudah kirimkan beras satu ton, makanan siap saji satu ton, dan biskuit serta vitamin dan makanan ringan lainnya satu ton. Kita tetap berkoordinasi dengan kepala desa setempat untuk soal bantuan, sampai semua terkendali," kata Edwar Sanger.

Ditambahkan Edwar Sanger, stok makanan yang akan didrop ke empat desa tersebut masih tersedia sebanyak 4 kwintal lagi. Dengan melihat kondisi jalan yang terputus menuju empat desa tersebut, dibutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan. Sampai masyarakat di empat desa tersebut tidak terisolir, bantuan akan tetap dikirimkan.

"Kita siap mengirimkan bantuan untuk misi kemanusiaan ini. Stok bantuan masih tersedia untuk kita kirimkan ke empat desa itu," tutup Edwar Sanger. (nur, rtc)