Pedagang Mengadu ke DPRD Pekanbaru

Tim Ahli Diminta Pastikan Kelayakan Ramayana

Tim Ahli Diminta Pastikan Kelayakan Ramayana

PEKANBARU (HR)-Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman, meminta tim ahli bangunan segera memastikan kondisi gedung Plaza Sukaramai atau Ramayana, pasca kebakaran beberapa hari lalu. Hal ini dinilai penting.

Tim Ahli untuk memastikan apakah gedung masih layak digunakan atau tidak.
"Jika memang kondisi konstruksi bangunan tidak sesuai standar lagi, maka bangunan itu tentunya harus dirobohkan," ujar Noviwaldy, saat berkunjung ke kawasan itu, bersama-sama anggota DPRD Riau dapil Pekanbaru, Senin (14/12) siang.

Dikatakan, pihaknya juga akan berkonsultasi dengan tim ahli konstruksi bangunan dari Universitas Islam Riau (UIR), yang telah turun menilai kondisi bangunan itu. Sejauh ini, pihaknya telah menerima informasi kondisi pusat perbelanjaan itu saat ini, yang disebut cukup mengkhawatirkan. Khususnya terkait konstruksi benton yang yang mengalami perubahan karena pengaruh panas api. Apalagi ketika kebakaran terjadi, panasnya berkisar antara 600 hingga 1.000 derajat celcius. "Ini yang akan kita tanyakan. Apakah gedung ini masih layak dioperasikan atau tidak. Kalau tidak, tentu akan berbahaya kalau ada aktivitas di dalamnya," ujarnya.

Terkait kunjungan ke lokasi pusat perbelanjaan itu, Noviwaldy mengatakan kunjungan ini akan dijadikan sebagai bahan untuk mencarikan solusi jangka pendek bagi para pedagang. Karena itu, pihaknya juga memanfaatkan kunjungan itu untuk mendengarkan langsung keluhan dan keinginan dari para pedagang.

Terkait solusi dan bantuan untuk pedagang korban kebakaran, Noviwaldy mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan DPRD Kota Pekanbaru untuk mencari solusi bersama.

Menurutnya, Dewan siap membantu jika diperlukan bantuan anggaran dari Provinsi Riau. Sebab, di Pemprov Riau ada anggaran tidak terduga tahun 2015 sebesar Rp200 miliar. Sejauh ini, anggaran yang terpakai baru Rp1 miliar. "Ini bisa saja digunakan. Kita akan carikan solusi untuk membantu para pedagang," ujarnya.

Belum Bisa Digunakan Sebelumnya, tim ahli bangunan UIR yang dipimpin Prof Sugeng Wiyono, mengungkapkan, untuk saat gedung Plaza Sukaramai atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ramayana, belum bisa digunakan untuk aktivitas perdagangan.

Hal itu disebabkan sebagian besar plat lantai gedung mengalami lendutan akibat selimut beton plat lantai terkelupas akibat api. Selain itu, besi tulang bangunan juga ikut memuai sehingga kekuatan gedung jadi berkurang.

Lendutan paling parah ada di atas lantai I pada lorong antara BLok E dan ED. Di tempat ini, lendutan mencapai 99 mm. Begitu pula plat lantai antara Blok D dan E yang mencapai 6,5 cm, antara Blok F1 dan F5 yag mencapai 59 mm serta antara Blok D dan H sebanyak 23 mm.

Sedangkan di lantai II,  juga terjadi lendutan antara Blok F dan Blok J sebanyak 9 mm. Sementara pada plat beton lantai atas retak dan mengalami lendutan antara 7 hingga 9 cm. Kesimpulan sementara, gedung itu belum bisa digunakan karena dikhawatirkan bisa ambruk tanpa bisa diduga kapan terjadinya.

Sementara itu, anggota DPRD Riau Dapil Pekanbaru, Ade Hartati juga mempertanyakan peruntukan bangunan lantai dasar, yang juga diduga tempat awal terjadinya kebakaran. "Biasanya, basement itu dijadikan area parkir. Namun di sini dijadikan untuk tempat pedagang," ujarnya.  

Selain itu, pihaknya juga meminta pengelola bertanggung jawab atas minimnya peralatan seperti racun api dan sumur hydrant yang disebut-sebut tidak berfungsi. "Terkait ini, pengelola harus bertanggung jawab," ujarnya.

Lapor ke Dewan
Pada hari yang sama, para pedagang Ramayana juga mengadukan nasib mereka ke DPRD Pekanbaru. Mereka berharap, Dewan bisa mencarikan solusi untuk kelangsungan nasib usaha mereka. Khususnya untuk menyediakan tempat penampungan sementara (TPS) bagi para pedagang.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Pekanbaru, Syahril, berjanji, pihaknya akan mengupayakan TPS bagi para pedagang secepatnya. "Kita upayakan lokasinya nanti tidak terlalu jauh dari lokasi Plaza Sukaramai," ujarnya.

Menanggapi hal itu, perwakilan pedagang, Marta, berharap, permintaan mereka bisa direalisasikan secepatnya. Sebab, bila tidak bisa berjualan, maka anak istri mereka juga terancam kelaparan. "Kita harapkan segera bisa diwujudkan. Apalagi kita usaha juga untuk menafkahi anak dan istri di rumah," sebutnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengungkapkan kekecewaan para pedagang terhadap pengelola Plaza Sukaramai. Pasalnya hingga kini belum ada perhatian dari pengelola untuk pedagang.

"Pengelola sudah menghilang mereka lari dari tanggung jawab. Mereka berbohong kepada kami, mereka mengatakan seluruh pengamanan dan keamanan berjalan dengan baik. Kenyataanya hyidrant mati, racun api tidak ada dan petunjuk keluar tidak ada," keluhnya.

Hari Ini Dibolehkan masuk Sementara itu, pihak Kepolisian akhirnya mulai membolehkan pedagang masuk ke dalam gedung untuk melihat kondisi barang dagangan mereka.

"Mulai besok (hari ini, red) sudah bisa masuk. Tapi dengan catatan secara bergantian dan jadwalnya diatur oleh pihak pengelola," terang kata Kabag Ops Polresta Pekanbaru, Kompol M Sembiring.

Sembiring mengaku, kepastian itu sendiri juga berdasarkan keputusan ahli konstruksi bangunan dari Universitas Islam Riau, Prof Sugeng Wiyono yang sudah memberikan penjelasan secara langsung saat menemui para pedagang.

"Beliau (Sugeng Wiyono) sudah menemui para pedagang untuk menjelaskannya. Pedagang diperbolehkan masuk ke dalam (Plaza Sukaramai) secara bergiliran ke lantai 1, 2 maupun 3. Jadwalnya juga diatur oleh pihak pengelola, jadi tak bisa masuk semuanya sekaligus," tegasnya.

Sementara itu mengenai kondisi lantai dasar yang masih digenangi air, Sembiring menambahkan, pengelola Plaza Sukaramai sudah mempersiapkan pula alat pompa untuk menyedot air yang berada di lantai dasar tersebut. Jika nantinya tak ada lagi air yang menggenang, lantai dasar/basement pun bisa segera dimasuki pedagang. (rud, gen, rtc)