Ujung Batu, Sentra Produksi Jeruk Rohul

Ujung Batu, Sentra Produksi Jeruk Rohul

UJUNGBATU(HR)-Kecamatan Ujungbatu Rohul dijadikan sentra produksi jeruk Kabupaten Rohul. Demikian  disampaikan Wakil Bupati Rohul Hafith Syukri saat menyerahkan bibit jeruk manis dan pupuk organik pola agregat di Dusun Tugu Rejo Desa, Ujung Batu Timur, Kecamatan Ujung Batu, Jumat (29/10).

 Disampaikannya, program bantuan bibit jeruk manis pola agregat ini merupakan bantuan kegiatan APBD Provinsi Riau tahun 2015. Khusus untuk Desa ujung Batu timur, jumlah bantuan bibit yang disalurkan mencapai 10.800 batang.

Hafith menyatakan, dahulu jeruk merupakan komoditas primadona Kecamatan Ujung Batu. Namun seiring dengan masif-nya perkembangan kebun sawit di Kecamatan Ujung Batu menyebabkan produksi
jeruk seperti hilang ditelan bumi.

Untuk itu, selain mengembalikan kejayaan Kecamatan Ujung batu sebagai sentra produksi jeruk, program ini juga merupakan terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mengeluarkan masyarakat dari ketergantungan ekonomi, yang selama ini mengandalkan komoditi sawit dan karet.

"Dengan digalakkannya penanaman jeruk ini kalau harga karet dan sawit jatuh, ekonomi masyarakat tidak terganggu lagi. Pasalnya masih ada komoditi lainya yang  bisa diandalkan," sebut Wabup.

Agar program ini dapat berjalan sukses, Wabup mengimbau seluruh kepala desa di Ujung Batu agar dapat melakukan inventarisasi lahan pekarangan yang tidak termanfaatkan untuk ditanami jeruk. Selain itu, dia mengimbau kepada desa-desa yang memiliki kebun desa, juga ikut melakukan hal yang sama. Sehingga menambah pendapatan desa.

"Kita sangat optimis dengan komitmen, konsistensi dan aksi nyata pemerintah dengan masyarakat, program ini bisa mengembalikan kejayaan Ujung Batu sebagai sentra penghasil jeruk," ujar Hafith.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Rohul Mubrizal menjelaskan, sistem tanam jeruk di pekarangan memiliki peluang berhasil cukup tinggi. Menurutnya, dengan sistem agregat, masyarakat mudah saat merawat tanaman jeruknya.
Apalagi, lanjut Mubrizal, jeruk memiliki prospektif bisnis yang luar biasa.

Diasumsikan, jika 10.800 bibit jeruk manis ini ditanam seluruhnya di pekarangan warga,  maka sama dengan menanam di 27 hektare di lahan hamparan. Diprediksikan, jika perawatanya baik, maka dalam jangka waktu 5-6 tahun jeruk ini sudah dapt menghasilkan dengan asumsi hasil 500 kg per batangnya.

"Jika kelapa sawit sekarang saja harganya 1.500 per kg, tetapi kalau jeruk harganya sekilo bisa sampai Rp10.000, sangat jauh selisihnya. Ini tentunya akan mengangkat ekonomi masyarakat kita," kata Mubrizal.

Agar program ini sukses, Mubrizal mengharapkan kepada PPL yang berada di UPTD kecamatan Ujung Batu untuk memantau perkembangan jeruk yang ditanam warga.

"Begitupun untuk hama, segera laporkan kepada petugas jika tanaman jeruk kita terserang hama. Petugas kami siap untuk melayani, sehingga penyebaran hama jeruk bisa diantisipasi penyebaranya," tuturnya.

selain sistem agregat, Pemkab Rohul juga sudah menyebar bibit di lahan seluas 118 hektare dengan sistem hamparan di Desa Pematang Tebih, Kecamatan Ujung Batu. Jika program penanaman jeruk dengan sistem agregat dan sistem hamparan berhasil, maka bukan tidak mungkin, Kecamatan Ujung Batu akan kembali menjadi daerah penghasil jeruk manis terbaik  di Provinsi Riau. (adv/humas)