56 Tahun H Basrizal Koto

Jangan Biarkan Pusat Lecehkan Riau

Jangan Biarkan Pusat Lecehkan Riau

Hari ini, 56 tahun yang lalu, lelaki yang lebih suka disebut saudagar ini dilahirkan di Kampung Ladang, Padusunan, Padang Pariaman, Sumatera Barat, tepatnya pada hari Kamis, tanggal 11 Oktober 1959.

Buah cinta pasangan Hj Djaninar dengan H Ali Absar ini, menjadi karunia terbesar yang pernah mereka miliki. Kemudian dikenal akrab dengan sapaan Basko, singkatan dari Basrizal Koto.

"Alhamdulillah! Hanya rasa syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada saya sekeluarga. Hingga hari ini Abak dan Amak masih dilimpahi kesehatan, demikian juga istri, anak-anak dan cucu-cucu saya," kata Presiden Komisaris Haluan Media Group ini.

Ungkapan syukur, menjadi sesuatu yang sangat wajar dipanjatkan Basko, di usia yang sudah memasuki 56 tahun, baginya Allah sudah mencurahkan seluruh kenikmatan yang tak terhingga. Kehadiran enam putri dan empat putra, buah dari pernikahannya dengan Hj Mukhniarti, SE, MSi dan Elita Siregar.

Kebahagiaan Basko menjadi semakin lengkap dengan kelahiran 6 orang cucu dari lima menantu, terlebih saat ini juga tengah menunggu kelahiran tiga cucu dari putri-putrinya.

"Alhamdulillah, delapan anak saya telah menyelesaikan pendidikan sarjananya, sementara Wendoky Putra Basko saat ini tengah meneruskan kuliah di USA dan si bungsu Irena Putri Basko, masih SMA di Jakarta," jelas Basko.
Di sisi lain, Basko juga tak dapat menutup rasa bangganya, atas prestasi Hj Mukhniarti sang istri yang dinikahinya pada tahun 1981.

 Bu Eti, demikian sapaannya, saat ini tengah mengemban amanah rakyat
 
Jangan
sebagai politisi di Senayan, sebagai anggota Komisi III DPR RI, dari Fraksi Demokrat Dapil Riau I.

"Hanya ucapan syukur yang bisa saya panjatkan, sekaligus penghargaan yang setinggi-tingginya kepada adik-adik, karib, kerabat, sahabat, relasi dan seluruh karyawan yang selama ini selalu berkarya dan berkontribusi dalam membangun usaha kita," ujarnya.


Prihatin dengan Riau

Satu hal yang tak bisa dipungkiri Basko pada saat berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang dicintainya, hari ini. Yaitu, keprihatinannya terhadap kondisi faktual yang mendera masyarakat Riau saat ini. Bencana kabut asap yang sudah mendera Riau sejak 18 tahun silam, telah membuat masyarakat terpapar tak berdaya. Bahkan sudah merenggut nyawa manusia.

"Dalam situasi seperti ini, banyak sekali perusahaan yang mencari keuntungan di Riau, justru tidak berempati kepada masyarakat. Mereka bersikap tak peduli. Hal ini sangat melukai batin saya," ungkap pemilik tiga media besar di Sumbar, Riau dan Kepri ini.

Terlebih lagi, sikap cuek pengusaha yang selama ini terus menggali keuntungan dari kekayaan SDA Riau. Karuan saja sangat membuatnya berang. Tak sedikit pun ada empatinya terhadap penderitaan masyarakat.  

Wajar saja, meski saat ini lebih banyak menghabiskan untuk mengawasi putra-putrinya, karena pengelolaan seluruh perusahaan yang didirikannya sudah diserahkan kepada anak-anaknya. Basko tetap memiliki kepedulian yang demikian luar biasa kepada Riau. Ada ikatan batin yang tak bisa diputus diantara keduanya.

"Dulu, saya sama-sama berjuang merebut CPP Blok. Waktu itu ada Al Azhar, Tabrani Rab, Azlaini Agus dan banyak lagi yang lainnya. Perjuangan itu sekarang berbuah manis. Sekarang ketika masyarakat terpapar akibat kabut asap, pemerintah malah melakukan pembiaran. Memang mereka selalu lecehkan Riau," tegas Basko.

Pergolakan batinnya senantiasa berontak, jika menyaksikan kesewenang-wenangan terhadap masyarakat di negeri yang teramat kaya ini. Sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) sejak 2000 hingga 2015 ini, Basko bertekad takkan pernah berhenti menyuarakan kepentingan Riau ke Pusat.

"Riau ini negeri yang kaya dengan tambang migasnya, terlebih dengan perkebunan sawit yang terluas di Indonesia. Namun, ironisnya masyarakat Riau justru banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan, karena pengusaha sawit tersebut banyak yang berasal dari Negeri Jiran Malaysia, termasuk pengusaha dari Singapura," ungkapnya.

Janji-janji pemerintahan Jokowi kepada Riau di masa kampanyenya, sampai saat ini tak terbukti. Padahal, dulu dirinya sangat berharap banyak pada Presiden Indonesia ini, aku Basko. Kebohongan demi kebohongan yang disertai perlecehan, selalu dirasakan masyarakat Riau, hingga hari ini.

"Kita (masyarakat Riau, red) harus kompak. Bersama-sama memperjuangkan hak-hak masyarakat kita kepada pemerintah, tidak hanya pusat, kepada pemerintah daerahpun kita harus bersama-sama. Karena kebersamaan inilah kekuatan kita yang sesungguhnya, untuk membangun daerah kita," ajak Basko.

Masa Lalu

Perjalanan panjang Basrizal Koto menjadi salah satu saudagar sukses dari Bumi Lancang Kuning ini, bukanlah sebuah sim salabim. Perjuangan yang penuh liku dan tantangan terjal telah ditempuhnya dengan dukungan penuh keluarga.

Hingga hari ini, 44 tahun keberadaan Basko sebagai entrepreneur di Riau. Usaha yang dirintisnya sejak usia 12 tahun, telah memberikan pengalaman yang demikian berarti dalam membentuk visi dan misi usahanya. Sangat layak jika dirinya didaulat menjadi Ketua Umum Forum Silaturahim Saudagar Minang Indonesia (FSSMI).

Penggemar olahraga golf ini sangat menyadari, untuk menggapai kesuskesan yang saat ini dirasakannya, tidaklah mudah. Basko kecil harus bertungkus lumus memutar otak, untuk merintis usaha yang ingin digapainya.

"Hanya satu cara yang saya yakini ketika itu. Harus bekerja keras dan memiliki motivasi yang tinggi," tutur lelaki yang fenomenal ini.

Bermodal semangat, motivasi tinggi serta tekad membaja, pada usia 26 tahun Basko telah mendirikan PT Cerya Zico Utama di Pekanbaru. Sebuah perusahaan jasa otomotif. Perlahan namun pasti, Basko mulai mengembangkan sayapnya dengan mendirikan Minang Plaza di Padang, yang sekarang bernama Basko Grand Mall dan Premier Basko Hotel.

Tak hanya bisnis retail, Basko pun merambah bisnis sejak tahun 2000. bermula dari mendirikan koran Riau Mandiri (sekarang Haluan Riau, red) dan Radio Mandiri FM), lalu di Batam mendirikan Sijori Mandiri yang sekarang menjadi Haluan Kepri. Terakhir, mengambil alih kepemilikan Harian Umum Haluan di Sumatera Barat.“
Dalam beberapa tahun terakhir Basko mulai menggeluti bisnis property, bermula dari membangun Green City Superblock di Jalan Sudirman, Pekanbaru. Sebuah kawasan ideal yang akan menjadi New Iconic Kota Pekanbaru, di masa depan. Green City Superblock juga saat ini tengah dibangun di Kota Padang.

Basko adalah pribadi yang sangat gigih mengembangkan bisnis, namun tetap mengimbanginya dengan hal-hal menyangkut kebersamaan dan kepedulian antar sesama. Hanya satu hal yang tidak akan pernah ia lakukan, yakni menjadi bagian dari partai politik.
Karena menurut Basko, jika sudah berpolitik, maka ia akan berpihak pada kelompok tertentu dan tidak bisa lagi  mewujudkan cita-citanya, yakni menjadi saudagar yang sesungguhnya.

Modal dirinya bukan ‘pitih babilang atau ameh babungkah’, atau fasilitas pejabat. Tetapi adalah semangat, fikiran, tekad baja, pantang menyerah, feeling bisnis yang tinggi, membina hubungan dengan siapapun serta berdoa kepada Allah  SWT dan doa serta bimbingan dari Amak, Abak dukungan keluarga serta para sahabat dan relasi yang ia cintai.

Selamat Ulang tahun Pak Bas!(Penulis Yuki Chandra)