JH Indonesia Mulai Kembali ke Tanah Air

1 JH Pekanbaru Ditetapkan Jadi Korban Tragedi Mina

1 JH Pekanbaru Ditetapkan Jadi Korban Tragedi Mina

PEKANBARU (HR)-Seorang jamaah haji asal Pekanbaru, Warnita Habib Basa (57), ditetapkan sebagai korban dalam Tragedi Mina. Status itu ditetapkan karena jamaah haji warga Jalan Meranti Pandak, Rumbai Pesisir tersebut, sempat dirawat bersama-sama dengan jamaah haji lain yang menjadi korban tragedi Mina. Warnita tercatat sebagai anggota Kloter 4 Embarkasi Batam.
Demikian diungkapkan Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pekanbaru, HM Aziz, Selasa (29/9). Dikatakan, kabar duka itu didapatnya dari Ketua Kloter 4, Afder Darius.
Dikatakan, Warnita Habib Basa meninggal dunia pada Kamis (24/9) setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Center 17 Mina.
"Warnita Habib Basa meninggal dunia setelah melakukan wajib haji yakni melempar jumrah pada

1 JH
pukul 09.00 waktu setempat," terangnya.

Sedangkan kronologi meninggal Warnita, Aziz mengatakan, setelah melontar jumrah, Warnita bersama suaminya Jasman (69) berniat pulang ke pemondokan. Di tengah perjalanan, ia mengeluh karena merasa capek dan meminta suaminya mengantar ke pemondokan.

Di tengah perjalanan ke pomondokan, Warnita pingsan. Ketika itu, bertepatan saat Tragedi Mina terjadi. Petugas keamanan di Makkah kemudian membawa korban ke tempat para korban Tragedi Mina dirawat, yakni di Rumah Sakit Center 17.

Ketika itu, Jasman masih sempat menunggui istrinya di rumah sakit hingga malam. Selanjutnya, ia kembali pulang ke tenda sementara sang istri masih diinfus. Sesampainya di tenda, Jasman menceritakan kejadian yang dialami istrinya kepada kepala rombongan. Selanjutnya, kejadian itu dilaporkan ke BPHI.

“Setelah mendapat laporan tersebut, petugas langsung menghubungi pihak Rumah Sakit Center 17. Anehnya, pihak Rumah Sakit mengatakan bahwa perempuan bernama Warnita tidak ada di sana,” lanjut Kabid lagi.

Pada tanggal 28 September, Ketua Kloter 4 Afder Darius menghubungi Kakanwil Kemenag Provinsi Riau dan Kabid PHU. Setelah mendengar penjelasan dari ketua kloter tersebut, Kakanwil dan Kabid PHU menginstruksikan Afder dan Jasman mendatangi pihak rumah sakit.
“Ternyata Warnita ditemukan sudah berada di kamar jenazah. Jadi, sebenarnya ibu Warnita meninggal dunia bukan karena tragedi Mina. Hanya saja dirawat bersamaan dengan jamaah haji yang sakit dan wafat akibat tragedi Mina. Selanjutnya oleh pemerintah setempat ditetapkan sebagai korban Tragedi Mina,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid PHU dan Kepala Kemenag Kota Pekanbaru H Edwar S Umar telah menjenguk rumah duka di Jalan Meranti Pandak, Rumbai Pesisir pada Selasa kemarin. Saat takziah, Kabid PHU menyampaikan permohonan maaf dan berharap keluarga yang ditinggalkan tabah dan sabar menerima musibah atau cobaan ini.

Hal senada juga dilontarkankan Kasi Informasi Haji Kemenag Riau, Mas Jeki Amri. Ia memastikan Warnita meninggal bukan akibat terinjak-injak dalam Tragedi Mina. Dikatakan, pihaknya juga telah menghubungi Jasman dan mendengar informasi pasti dari sang suami.
"Warnita Habib Basa meninggal dunia pada 24 September, setelah melakukan wajib haji yakni melempar jumrah, jenazah waktu itu ditemukan bersamaan dengan korban Tragedi Mina, sehingga pihak pemerintah setempat memutuskan Warnita juga menjadi korban dari tragedi Mina, padahal sebenarnya bukan demikian," ujarnya.


Kembali ke Tanah Air
Sementara itu, sekitar 6.000 JH Indonesia dari 17 kelompok terbang (kloter) telah kembali ke Tanah Air. Mereka telah diberangkatkan  dari Bandara International King Abdul Aziz (KAA), Jeddah, sejak 28 September kemarin.

Menurut Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil, dalam penerbangan awal tersebut banyak jamaah mengalami penundaan (delay) terutama akibat padatnya penerbangan di bandara internasional Jeddah itu.

"Dalam sehari ada 150 penerbangan dari berbagai negara, yang berimplikasi pada tak terelakannya kemungkinan delay (tertunda) pada minggu pertama kepulangan ini," kata Djamil.

Terkait jamaah yang kerabatnya belum ditemukan, Abdul Jamil mengatakan pihaknya tetap akan memulangkan mereka sesuai jadwal.

Sebab, bila kepulangan mereka ditunda, dikhawatirkan akan menimbulkan masalah baru.
Abdul Djamil meminta jemaah yang kerabatnya masih belum ketemu atau masih dirawat karena sakit untuk tetap tenang. Semua akan diurus oleh Kementerian Agama sebagai pihak yang bertanggung jawab atas prosesi ibadah haji. "Kalau ada yang tertinggal itu akan menjadi tanggung jawab kami," tuturnya. (bbs,her, kmg, okz, dtc, ara)