DAMPAK KABUT Asap Selimuti Kota Pekanbaru

Produksi Sayur Eka di Pekanbaru Turun 50 Persen

Produksi Sayur Eka di Pekanbaru Turun 50 Persen

Pengaruh kabut asap yang menyelimuti 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau khususnya Pekanbaru pengaruhnya sangat besar bagi pendapatan petani sayur di Pekanbaru.

 Eka, salah-satunya, produksi daun selada dan sayur kangkung di kebunnya turun drastis 50 persen dari panen biasanya.

Meski dia sudah mencoba dengan menambahkan bermacam-macam pupuk, air dan selalu dijaga agar produksinya tidak menurun, namun Minggu (12/9) panen sayur kangkung dan salada miliknya turun hingga 50 persen bahkan lebih.

"Sempat selama asap sebulan lebih ini, daun selada terpaksa saya musnahkan, karena panennya tidak maksimal dan dibasmi untuk ditanam sayuran lainnya agar tidak rugi dan ekonomi keluarga tetap jalan," ungkap Eka (25)

sembari memanen selada di lahan pertaniannya di Perumahan Cipta Karya, Panam, bersama sang suami.

Dijelaskan Eka lagi, dia menanam selada ini 1,5 bulan lamanya baru bisa panen. Sebelum asap, dia memanen salada itu bisa 1.500 ikat.

 Setelah asap turun drastis dia panen, Minggu (12/9) hanya 750 ikat saja, padahal dia sudah melakukan teknik-teknin menanam yang benar sesuai pengalaman dia dan suami selama 5 tahun bertani di Pekanbaru.

"Musibah asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru efeknya sangat besar bagi kami petani," gerutunya.

Dia juga menyebutkan, pengaruh lain dari asap ini, sumber air yang biasa mengaliri lahan miliknya itu kering. Sehingga mau tak mau dia menggunakan sumber air bor untuk tetap mengairi sayurannya yang luas tersebut.

"Akibat asap air yang biasa mengaliri tanaman sayur saya juga kering. Jadi saya sekarang menggunakan air sumur bor, meski juga agak kering," tuturnya.

Saat disinggung kemana saja dia memasarkan daun selada tersebut, Eka menyebutkan, daun selada itu sudah ada pembelinya, dia tinggal memanen saja lagi."Kalau pemasarannya sudah ada.

 Penjual burger dan pecel lele di Pekanbaru itu sebagian mengambil selada miliknya begitu siap dipanen pada sore hari," jelasnya.

Dia berharap, semoga kabut asap ini cepat berlalu dan pemerintah bisa mengatasinya, sehingga petani sepertinya tidak merugi, karena dia harus membiayai anak-anaknya dan keluarga dari hasil memanen ini.***