Anang Ganti Posisi dengan Buwas

Anang Ganti Posisi dengan Buwas

JAKARTA (HR)-Teka-teki tentang nasib Komjen Budi Waseso akhirnya terjawab. Hal itu setelah Komjen Anang Iskandar akhirnya resmi ditunjuk sebagai Kabareskrim Polri. Sedangkan Budi Waseso dipercaya menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional, yang sebelumnya dijabat Anang.

Perihal pergantian posisi di lingkaran pucuk pimpinan Polri tersebut tertuang dalam Telegram Rahasia (TR) Nomor ST/1847/IX/2015, Jumat (4/9). TR tersebut ditembuskan kepada Menko Polhukam, Menkumham, Kepala BIN, Gubernur Lemhanas dan Kepala BNN.

Tidak hanya kedua jenderal tersebut, sebanyak 71 orang perwira tinggi (Pati) di lingkungan Polri, juga ikut dimutasi. Termasuk jabatan Kapolda di tujuh provinsi.

"Itu kita sudah keluarkan surat keputusannya dan sudah ada TR (telegram rahasia, red) ke seluruh jajaran," ujar Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (4/9).


Anang Ditegaskan Kapolri, pergantian kali ini adalah mutasi biasa di lingkungan Polri. "Ini merupakan satu mutasi biasa yang terjadi di Polri dan melalui proses mekanisme Wanjakti," terangnya.

Sedangkan terkait Komjen Anang Iskandar dan Budi Waseso yang saling tukar posisi, Kapolri mengatakan tidak ada yang istimewa. Karena semua anggota Polri harus siap ditugaskan di mana pun. Termasuk untuk Komjen Buwas. Menurut Badrodin, pindah ke BNN akan menjadi pengalaman bagi yang bersangkutan.

"Satu challenge sendiri bagi yang bersangkutan, untuk menambah pengalaman," tambah dia Ditambahkannya, selama menjabat Kabareskrim Polri, sepak terjang Buwas diniai cukup bagus.

"Makanya kita uji di yang lain," tambahnya.Badrodin juga menepis rumor yang menyebutkan pergantian posisi Kabareskrim dari Komjen Buwas akibat  menghambat perekonomian di Tanah Air. "Oh, nggak, nggak, nggak ada. Semua penegakan hukum bisa berdampak negatif dan positif," jawabnya.

Komentar senada juga diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia menegaskan, tidak ada unsur politis di balik pergeseran Komjen Budi Waseso menjadi Kepala BNN. JK menyebut Buwas akan lebih bagus ditempatkan di Badan Narkotika Nasional itu.

"Ndak ada. Apa unsur politisnya nggak ada. Profesionalisme saja yang baik," ujarnya.JK mengatakan pergeseran Buwas dan Anang Iskandar adalah bagian dari Call of Duty yang biasa. "Di polisi, di PU juga biasa di mana pun biasa. Menteri saja ditukar tukar," ucapnya.

Dia juga membantah Buwas dipindahkan ke BNN karena performa mantan Kapolda Gorontalo ini tidak memuaskan. "Endak. Kejahatan narkoba lebih banyak untuk ditangkap jadi kan bagus di kelas sana," terangnya.


Tetap Buwas Sementara itu, Komjen Buwas menegaskan, meski berpindah tugas, namun tidak akan merubah sikap dan ciri khasnya dalam melaksanakan tugasnya. "Namanya Buwas tetap Pak Buwas," ujarnya.

Meski tak lagi menjabat Kabareskrim Polri, namun ia yakin penanganan kasus yang saat ini dilakukan tak akan berhenti begitu saja. Banyak pihak yang dia yakini akan terus mengawal pemberantasan tindak kriminal di Indonesia.

"Ada teman-teman wartawan, kalian sudah tahu semua dan terbuka penyidikannya. Teman teman bisa mengontrol kerjaan polisi agar jadi polisi baik," jelasnya sambil tersenyum.

Sedangkan terkait sosok Komjen Anang Iskandar, Buwas mengungkapkan keyakinannya bahwa Anang bisa menyelesaikan sejumlah tugas yang masih menjadi PR-nya.

Bareskrim sendiri saat ini menangani sejumlah kasus besar seperti TPPI, Pertamina Foundation, Mobile Crane dan lainnya. Buwas yakin tenang sosok Anang. "Saya kira Pak Anang, pengalamannya lebih luar biasa daripada saya. Lewat kemampuan dalam mengungkap kasus-kasus," tambahnya.

Sedangkan Anang Iskandar yang dikonfirmasi terpisah mengaku siap menjalankan tugasnya di posisi yang baru."Yang jelas ini amanah, ditempatkan di mana saja ini amanah. Jadi amanah itu adalah menjalani dengan baik dan bertanggungjawab," ujarnya.

Di BNN sendiri, prestasi Anang terbilang mumpuni. Di bawah kepemimpinannya, dirinya pernah membongkar jaringan narkoba lintas negara 800 kilogram sabu. Jaringan ini dikendalikan oleh Wong Chi Ping, buronan interpol 7 negara yang dikenal licin menghindari pasukan elit kepolisian.

Masih terkait mutasi tersebut, dalam TR tersebut ada tujuh Kapolda yang dimutasi. Yakni Kapolda Sultra kini dijabat Brigjen Agung Sabar Santoso, Kapolda Gorontalo kini dijabat Brigjen Hengky Kaluara, Kapolda Bali kini dijabat Irjen Sugeng Priyanto, Kapolda Jatim kini dijabat Irjen Anton Setiadji, Kapolda Sumut kini dijabat Irjen Ngadino, Kapolda Sulsel kini dijabat Irjen Pudji Hartanto dan Kapolda Kaltim kini dijabat Irjen Safaruddin. (bbs, kom, dtc, ral, sis)