Giliran Udara Inhu Berbahaya ; Bandara SSK II Makin Parah

‘Dihantam’ Asap, 47 Siswa Pingsan

‘Dihantam’ Asap, 47 Siswa Pingsan

PEKANBARU (HR)-Perkembangan kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan di Riau saat ini, benar-benar sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan. Di Kabupaten Kampar, sebanyak 47 orang siswa pingsan karena mengalami gangguan pernafasan akibat kabut asap.

Nada miris tentang masih maraknya kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ini, juga dilontarkan Danrem 031/Wirabima, Brigjen Nurendi. Pihaknya mengharapkan aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian, untuk lebih tegas lagi terhadap pelaku Karhutla. Pasalnya, selama ini cukup banyak pelaku pembakar lahan hanya sebatas diperiksa dan dilepaskan kembali karena tidak cukup bukti.

Informasi yang dirangkum Haluan Riau dari Kabupaten Kampar, dari total 47 siswa yang pingsan tersebut, sebanyak 45 orang merupakan siswa SMP di Kecamatan Rimbo Panjang dan Tambang. Sementara dua siswa lainnya, merupakan santri di salah satu pesantren di Bangkinang.


Untuk kawasan Rimbo Panjang dan Tambang, sejak beberapa hari belakangan ini, kabut asap di kawasan tersebut tampak lebih tebal dibanding kawasan lain. Sejumlah titik lahan yang berada di sepanjang Jalan Lintas Riau-Sumatera Barat, tampak menghitam karena hangus terbakar.  

Perihal adanya puluhan siswa yang menjadi korban kabut asap itu, dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kampar, dr Muhammad Haris. Bahkan, dua santri di Bangkinang langsung dibawa ke RSUD Bangkinang supaya bisa menerima penanganan yang lebih maksimal.
"Seluruh korban telah ditangani tim medis untuk mendapatkan perawatan," terangnya, Kamis (3/9).

Sedangkan Kepala Puskesmas Bangkinang, dr Delpan Syukri, juga membenarkan hal itu. Menurutnya, dari pemeriksaan yang dilakukan pihak, dua santri di Bangkinang tersebut menderita penyakit asma. "Jadi memang sangat rentan terhadap kabut asap,” terangnya.
 

Giliran Inhu Berbahaya

Sementara itu, kondisi udara di Riau, kian hari kian mencemaskan. Satu demi satu, kondisi udara di sejumlah daerah, mulai memasuki kategori berbahaya. Pada Rabu kemarin, giliran udara di Kabupaten Indragiri Hulu yang sudah masuk dalam kategori itu. Berdasarkan hasil pengukuran ISPU, indeks udara Inhu mencapai angka 335, atau sudah berbahaya bagi kesehatan.

Kondisi itu dibenarkan Kadiskes Inhu, Suhardi. "Kita sudah datangkan alat ISPU dari Balai Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam. Dari pengkuran kondisi udara, kondisinya sudah mencapai 335 Psi," ujarnya.

Pihaknya telah menyebarkan masker kepada masyarakat melalui Puskesmas, Pustu dan organisasi masyarakat serta kepemudaan. Selain itu, ia mengakui kabut asap membuat masyarakat Inhu yang mengalami sakit, meningkat hingga 10 persen. Umumnya penyakit yang banyak ditemui antara lain ISPA sebanyak 1.434 kasus, pneumoni 39 kasus, asma 39 kasus, iritasi mata 46 dan iritasi kulit sebanyak 108 kasus. "Secara keseluruhan mengalami peningkatan 10 persen," ujarnya lagi.

Menyikapi kondisi kabut asap di Inhu tersebut, Dinas Pendidikan Inhu juga memutuskan untuk meliburkan sekolah selama dua hari, dimulai Jumat hingga Sabtu (4-5/9) untuk seluruh tingkatan. "Selanjutnya pada hari Senin (7/9), akan dilihat kembali kondisi cuaca. Bila sudah membaik, siswa kita minta kembali ke sekolah," jelas Sekretaris Disdik Inhu, Ir Winaldi.
 

Bandara SSK II Makin Parah

Hingga Kamis (3/9) kemarin, suasana di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, belum mengalami perubahan berarti. Kabut asap yang tebal, masih saja mengganggu aktivitas penerbangan hingga beberapa jam. Akibatnya, ratusan calon penumpang pun terlantar.

Saking tebalnya kabut asap, jarak pandang di landasan pacu Bandara SSK II Pekanbaru pada pagi hari, hanya berkisar 200 meter. Akibatnya, sejumlah jadwal penerbangan pun terpaksa ditunda.

Kondisi itu dibenarkan Airport Duty Manager Bandara SSK II, Toni Hendrik. Dikatakan, sejak pagi jarak pandang landasan pacu memang sangat terbatas. Akibatnya, sejumlah pesawat dari Pekanbaru terpaksa menunda penerbangan. Di antaranya pesawat Citilink tujuan Yogyakarta, Lion Air tujuan Jakarta dan Silk Air tujuan Singapura. "Setelah kondisi agak membaik, baru pesawat Garuda GA 171 tujuan Jakarta, yang berangkat. Sebelumnya pesawat ini sempat menginap di sini," terangnya.

Ketika ditanya berapa jumlah penerbangan yang terganggu jadwal penerbangannya, ia memperkirakan ada sekitar 15 jadwal penerbangan yang terkendala akibat kabut asap.

Dari pantauan lapangan, hingga Kamis siang kemarin, ruang tunggu Bandara SSK II Pekanbaru masih dipadati ribuan calon penumpang, yang berharap bisa berangkat menuju daerah tujuan. Sambil menunggu kondisi cuaca membaik, pihak Angkasa Pura memberikan makan dan minuman kepada para calon penumpang tersebut.
 

107 Titik Api

Hingga Kamis kemarin, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, mendeteksi ada sebanyak 708 titik panas atau hotspot di Pulau Sumatera. Dari jumlah itu, sebanyak 177 titik berada di Bumi Lancang Kuning, dengan jumlah terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan.

"Khusus Pekanbaru dan Pelalawan, jarak pandang hanya sekitar 200 meter, Dumai jarak pandang hanya 300 meter, dan Indragiri Hulu jarak pandang sekitar 800 meter," ungkap Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru,  Sugarin.

Kabut asap yang terjadi di Pekanbaru, menurutnya masih kiriman dari Sumatera Selatan dan Jambi, serta ditambah kabut asap yang berasal dari Riau sendiri. Ditambah faktor arah angin yang mengarah ke Provinsi Riau, titik panas sudah menyebar di 10 kabupaten/kota di Riau.

"Total ada 177 titik panas di Riau, tersebar di Pelalawan 66 titik, Indragiri Hulu 41 titik, Indragiri Hilir, 25 titik, Kuansing, 21 titik, Bengkalis ada tujuh titik. Sisanya terdeteksi di Kabupaten Kampar, Dumai dan Rokan Hilir, untuk Rokan Hulu terdeteksi sebanyak empat titik dan Meranti terdeteksi satu titik," paparnya

Sedangkan titik api di Riau, sambungnya, ada 107 titik yang menyebar di beberapa daerah. Seperti Rokan Hulu 2 titik, Bengkalis 3, Kuansing 13, Inhil 14, Inhu 27 dan terbanyak di Pelalawan sebanyak 48 titik api.

"Cuaca Riau masih akan cerah berawan disertai kabut asap, peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang disertai petir tidak merata pada sore atau malam hari, terjadi di wilayah Riau bagian utara dan timur," sebutnya. (dom, her, eka, rud)