Pembinaan Nelayan dan Petani Ikan

Pembinaan Nelayan dan Petani Ikan

PENGELOLAAN sektor perikanan di Kota Dumai yang dijalankan pemerintah melaluiDinas Peternakan, Kelautan dan Perikanan (Disnakkanla) setempat memprogramkan upaya pembinaan dan bantuan mensejahterakan kehidupan para nelayan tangkap ikan serta petani ikan.


Selain itu juga dengan cara menggiatkan penjagaan serta pelestarian lingkungan sekitar pantai perairan dalam menjaga stok sumberdaya laut memenuhi kebutuhan masyarakat.


Menurut Kepala Disnakkanla Kota Dumai, Syafrizal perlu ada kepeduliaan meningkatkan jumlah ikan tangkapan di perairan dan mengajak seluruh pihak dan nelayan untuk senantiasa menjaga lingkungan dengan cara menghindari pengrusakan dan tidak membuang limbah padat maupun cair ke laut.



''Penjagaan lingkungan sangat penting agar tetap asri sehingga menekan pencemaran di laut, dan jika perairan terhindar dari pencemaran, sudah pasti biota laut bakal berkembang sangat cepat dan nelayan yang bakal diuntungkan,'' sebutnya.


Sementara, menyebutkan, setiap harinya jumlah ikan tangkapan nelayan yang terkumpul di pelabuhan pendaratan ikan (PPI) di Kelurahan Purnama mencapai kurang lebih 1 ton. Namun hasil ikan tangkapan nelayan ini tidak mencukupi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat, sehingga selain harus didatangkan dari berbagai daerah pemasok, juga diupayakan budidaya ikan air tawar oleh sejumlah kelompok nelayan. ''Kebutuhan konsumsi ikan setiap hari mencapai 15 ton, dan karena jumlah ikan di TPI terbatas maka didatangkan dari beberapa daerah pemasok,'' katanya.
 Pedagang ikan di sejumlah pasar tradisional mendatangkan ikan dari daerah Kampar, Sumatera Barat dan Medan Sumatera Utara. Sedangkan dari budidaya ikan air tawar yang dikelola masyarakat hanya bisa menghasilkan setengah ton ikan tiap hari. Untuk meningkatkan hasil ikan tangkapan nelayan, pemerintah selalu memberikan pembinaan dan menyerahkan bantuan sesuai kemampuan anggaran daerah.


 Namun pada 2015 ini, dia mengakui untuk sektor perikanan nihil bantuan untuk nelayan dari pemerintah karena keterbatasan anggaran daerah yang mengalami penyusutan. Ini disebabkan anggaran pemerintah daerah berkurang ratusan miliar rupiah dampak dari kebijakan pemotongan dana bagi hasil dari pusat karena harga minyak dunia turun. Padahal sebelumnya DKP telah merancang sejumlah program bantuan mensejahterakan para nelayan, diantaranya, sehat nelayan, listrik untuk nelayan, distribusi beras ketika cuaca buruk dan peningkatan usaha mandiri perdesaan.


  ''Berbagai program bantuan tersebut merupakan kegiatan tahunan yang dijalankan, namun tetap melihat kondisi keuangan pemerintah daerah,''ungkapnya. Dijelaskan, khusus program sehat nelayan dilakukan dengan cara memberikan kemudahan pengurusan sertifikasi hak atas tanah yang dimiliki nelayan, program listrik nelayan berupa pemasangan jaringan listrik pada rumah nelayan yang belum tersentuh pelayanan PT PLN.


Selanjutnya, program bantuan beras cadangan pemerintah kepada ratusan nelayan yang tidak bisa melaut akibat kondisi cuaca di perairan tengah memburuk. ''Pada 2014, kami mendistribusikan bantuan beras sebanyak 10 ton kepada ratusan nelayan, yaitu 30 kilogram per kepala keluarga,'' ujarnya. Dia melanjutkan, program lainnya, yaitu peningkatan usaha mandiri perdesaan berupa bantuan modal kepada kelompok usaha bersama (KUB) nelayan yang mengajukan proposal permohonan ke pemerintah.


 Selain itu, ada juga kebijkan pelarangan menggunaka jaring dan alat tangkap serta perbaikan kapal nelayan dengan tujuan memberikan kemudahan dalam meningkatkan hasil tangkap ikan di laut. ''Program ini merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada nelayan dengan harapan bisa meningkatkan hasil tangkapan ikan dan tingkat kesejahteraan membaik,'' ujarnya.


Pemko Dumai, lanjut dia, terus mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk giatkan gemar makan ikan demi kesehatan karena mengandung asam lemak Omega 3 yang bermanfaat banyak bagi pertumbuhan perkembangan otak manusia. Guna meningkatkan angka konsumsi ikan masyarakat, pihaknya intens melaksanakan sosialisasi gemar makan ikan untuk meningkatkan konsumsi ikan khususnya kepada anak-anak untuk perkembangan otak.


''Konsumsi ikan dapat mencerdaskan otak, terutama bagi anak dan usia remaja supaya bisa menjadi manusia berkualitas dan unggul sebagai persiapan menyongsong masa depan yang baik dan gemilang,'' terangnya.


Selain itu, dengan konsumsi ikan yang banyak mengandung vitamin tentu saja akan berguna untuk meningkatkan kekebalan dan daya tahan tubuh, menjaga keseimbangan tubuh, sumber nutrisi dan juga baik untuk kesehatan mata kulit dan tulang.


Berbagai langkah pembinaan dan sosialisasi terkait kebijakan sektor perikanan juga terus dijalankan, termasuk diantaranya pelarangan pemakaian jaring sondong kepada nelayan saat melakukan kegiatan penangkapan ikan di perairan laut. Larangan alat tangkap udang dan ikan jaring sondong ini sudah disampaikan ke nelayan setempat sejak dua bulan lalu mengikuti peraturan pemerintah pusat bertujuan untuk mencegah kerusakan perairan.


Dia menjelaskan penggunaan jaring sondong ini sama halnya dengan larangan nelayan memakai alat tangkap ikan jenis pukat harimau di perairan karena bisa merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang. Jaring sondong yang terbuat dari bambu dan besi ini dikuatirkan dapat mengancam kehidupan biota laut yang ada di pinggir dan tentu saja akan mengurangi jumlah ikan tangkapan yang tersedia di perairan.
Namun sejauh ini dia memandang kondisi perairan Dumai masih aman dan kondusif untuk mendukung aktivitas nelayan tangkap ikan karena intens diawasi oleh berbagai instansi terkait. Pihaknya melakukan penjagaan kawasan pantai dan perairan sekitar dengan rutin mengoperasikan kapal pengawas sebanyak 18 kali dalam setahun ini sesuai anggaran.


Disnakkanla Kota Dumai juga terus mengingatkan nelayan agar waspada saat melaut dari ancaman cuaca tidak stabil demi meningkatkan keselamatan. Para nelayan harus bisa memahami kondisi cuaca ketika akan melaut dan tidak memaksakan diri untuk memasuki perairan jika mendapati gelombang tinggi air laut.  ''Kondisi buruk diperairan biasanya juga menyebabkan jumlah ikan tangkap diperairan berkurang, karena itu diminta nelayan menjaga keselamatan diri, selain itu harus melengkapi diri dengan alat keselamatan diri seperti alat penerangan dan pelampung yang memadai,'' terangnya.


Diketahui, Dinas Perhubungan setempat juga melayani para nelayan dengan pengurusan dokumen kapal di bawah tujuh Gross Tonnage (GT) untuk keselamatan berlayar.
Pelayanan kapal nelayan khusus di bawah 7 GT terdiri dari sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkap ikan dan pass kecil kapal penangkap ikan. Akan banyak keuntungan yang diperoleh nelayan ketika mengalami kehilangan kapal atau insiden kecelakaan saat berlayar.  Dokumen ini juga berlaku ketika ada razia aparat hukum di perairan dengan menunjukkan sertifikat dan pass kecil yang dimiliki, sama halnya dengan kendaraan harus ada STNK.


Budidaya Air Tawar
Kondisi usaha budidaya air tawar maupun air payau serta pengolahan produk hasil perikanan pada umumnya dilakukan oleh usaha kecil dengan masalah utamanya adalah permodalan, peralatan, manajemen dan akses teknologi serta pemasaran.


Oleh karena itu Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai baru-baru ini juga melaksanakan program pengembangan usaha perikanan yaitu pembudidaya ikan dan pengolahan hasil produk perikanan yang ada di Kota Dumai.


Kegiatan ini merupakan salah satu pembinaan dan pemberdayaan bagi masyarakat khususnya yang bergerak di bidang peikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Bukiot Kapur, UPT Budidaya Air Payau Sungai Geniot dan Ruang Pertemuan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Dumai yang diikuti oleh 150 orang peserta terdiri dari 60 orang pembudidaya air tawar, 60 orang pembudidaya air payau dan 30 orang pengolah produk hasil perikanan.


Pada kesempatan itu juga dilakukan pengukuhan Unit Pengembangan Pelayanan (UPP) Mina Lestari periode 2013 – 2016 yang merupakan wadah kelembagaan bagi pembuidaya ikan yang ada di Kota Dumai. “ Harapan kedepannya kegiatan usaha budidaya ikan dan pengolahan hasil produk perikanan dapat berkembangdan lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pelaku usaha,” lanjut Syafrizal.(adv)