Aksi Teror dan Radikal Merambah ke Dunia Maya

Aksi Teror dan Radikal  Merambah ke Dunia Maya

PEKANBARU (HR)-Aksi teror, radikalisme dan pesan kebencian serta ajakan-ajakan kekerasan di dunia maya akhir-akhir ini sangat meresahkan masyarakat. Baik itu dilakukan secara langsung maupun penghasutan secara terselubung.

Menyikapi hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan mencanangkan tahun 2015 ini sebagai tahun damai di Dunia Maya.

 Bertempat di SKA Co Ex, BNPT mengadakan Workshop Tahun Damai di Dunia Maya dalam Pencegahan Terorisme, kemarin.

Dihadiri Mayjen TNI Agus Surya Bakti selaku Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Sony Suhendar dari Kominfo, Dimas Kusuma selaku Ketua Umumu IBT dan beberapa komunitas dari penggiat dunia maya, yang berjumlah sekitar 380 peserta.

Program ini adalah salah satu cara menyadarkan masyarakat sekaligus mendorong partipasi publik untuk memiliki kepedulian dengan dunia cyber. Karena kini tak bisa dipungkiri bahwa pengaruh cyber di kalangan masyarakat semakin besar.

Mayjen TNI Agus Surya Bakti memaparkan, aksi terorisme yang terjadi di dunia maya sebagai wadah untuk menghasut para generasi muda agar terjerumus kedalam kelompok tak jelas.

Oleh karena itu, ini merupakan salah satu tugas BNPT untuk memberikan pencerahan kepada anak-anak muda. Sehingga ketika anak muda telah memahami mereka dapat menghindari terorisme dalam dunia maya.

”Perkembangan terakhir terorisme sudah merambah ke dunia maya, dijadikan sebuah ajang hasutan penghinaan serta kekerasan, jadi tugas BNPT dalam pencegahan ini bagaimana kita melakukan pencegahan agar aksi teror selama ini tidak terjadi lagi, ” ujarnya.

Kepada media Ia juga berharap agar memberikan pencerahan kepada masyarakat, selain mengedepankan kepentingan media itu sendiri, penting juga untuk mengedepankan kepentingan bangsa.

Sony Suhendar, Perwakilan dari Kominfo mengatakan pihaknya sangat terbantu dan mengapresiasi kegiatan yang diadakan BNPT. “ kami support untuk program-program BNPT seperti ini,” tuturnya.

Dapat dibayangkan, jika cyber atau dunia maya dijejali dengan aksi radikalisme dan terorisme maka pengaruhnya akan memenuhi banyak kepala generasi muda Indonesia. Jika itu dibiarkan tanpa kendali, di masa yang akan datang tidak menutup kemungkinan terorisme masih akan terus membayangi wajah ibu pertiwi.(her)