Pasar Lesu

AHM Revisi Target Penjualan Motor

AHM Revisi Target Penjualan Motor

JAKARTA (HR)-Menyikapi pasar yang lesu PT Astra Honda Motor merevisi target penjualan tahun ini dari sekitar 5,2 juta unit menjadi kisaran 4,6 juta hingga 4,7 juta unit.

Menurut Direktur Pe
masaran PT Astra Honda Motor (AHM) Margono Tanuwijaya, langkah tersebut diambil pihaknya karena total penjualan sepeda motor hingga Mei lalu tak memperlihatkan tanda-tanda untuk mengalami pertumbuhan.

Di sisi lain hal itu dilakukan setelah Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) terlebih dahulu mereduksi target total penjualan tahun ini dari sekitar 8 juta menjadi kisaran 6,8 juta hingga 7 juta unit.

Meski demikian Margono tidak mengungkapkan raihan penjualan pada Mei, mengingat data penjualan resmi dari AISI hingga bulan kelima belum dirilis.

Merujuk data terakhir AISI, pada periode Januari-April 2015 total pasar sepeda motor baru mencapai 2,185 juta unit. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu jumlahnya mencapai 2,719 juta unit.

Sementara itu, penjualan AHM pada periode Januari-April 2015 menapak jumlah 1,466 juta unit. Raihan penjualan tersebut lebih kecil dari kurun waktu yang sama pada tahun lalu sebanyak 1,7 juta unit.

Target hasil revisi yang dipatok Honda pun lebih kecil jika dibandingkan capaian tahun lalu 5,055 juta unit.

“Sudah revisi target, kami di Astra Honda dengan target AISI yang direvisi seperti itu berharap bisa mengambil 68%. Jadi target kami antara 4,6 juta unit hingga 4,7 juta unit,” katanya, kemarin.

Menurut dia, kondisi pasar seperti ini sebenarnya sudah terlihat sejak akhir tahun lalu.
Margono menilai melemahnya pasar terpengaruh harga komoditas yang belum membaik. Di sisi lain, laju inflasi pun sulit ditekan oleh pemerintah.

Selain itu, jalannya roda ekonomi belum sesuai harapan pelaku usaha karena banyak proyek pemerintah yang belum berjalan.

Saat demikian, lanjutnya, banyak konsumen menunda untuk melakukan pembelian sepeda motor.
Dia menjelaskan, saat ekonomi melambat pasar sepeda motor yang paling terganggu adalah segmen middle low seperti kelas bebek atau underbone serta mayoritas skuter matik (skutik). Karena kelas pasar di segmen tersebut daya belinya mudah rapuh saat ekonomi tak stabil.

“Kami berharap semester II dengan sudah berjalannnya proyek pemerintah bisa sedikit banyak membantu meningkatkan daya beli konsumen dan menjelang Lebaran. Tapi saya lihat kondisinya seperti ini peningkatannya tidak akan signifikan,” ujarnya.(bis/ara)