Pemilu Picu Gelombang Optimis Ekonomi Riau

Pemilu Picu Gelombang Optimis Ekonomi Riau

Riaumandiri.co - Bank Indonesia sebut pemilihan Umum 2024 memicu glombang optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan 1 2024 seperti aspek belajar nonpemerintahan yang meningkat terutama pada masa kampanye yang lalu, Selasa, (20/2).

Panji Achmad kepala perwakilan Bank Indonesia provinsi  menyebutkan sejalan dengan pemilu sebelumnya pemilu 2024 berdampak positif terutama dalam sektor konsumsi rumah tangga.

"Aktivitas konsumsi meningkatkan sebagai dampak dari tingginya perputaran uang pada saat pemilu, seperti banyaknya pesanan kepada sektor usah pencetakan untuk pembuatan alat peraga kampanye sebelum masa pemilihan kemarin," ujarnya dalam bincang bersama media.


Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Riau yang berkelanjutan, maka diperlukan pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang bernilai tambah tinggi, salah satunya dengan mengoptimalkan hilirisasi komoditas andalan Riau, termasuk kelapa sawit.

"Industri kepala sawit berkontribusi besar terhadap ketahanan ekonomi di Sumatera sebesar 73 persen sedangkan di Riau jumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sebanyak 227 PKS dengan produksi 12,170 ton per jam dan industri pengolahan CPO dengan jumlah pabrik refinari sebanyak 10 yang menghasilkan produksi pertahun sebanyak 6,79 juta Ton," ujar Panji.

Hilirisasi kelapa sawit di provinsi Riau didominasi oleh produk industri antara tau produk setengah jadi, guna meningkatkan nilai tambah pada terhadap ekonomi Riau dibutuhkan optimalisasi hilirisasi komoditas CPO terutama industri downstream.

Pada Triwulan I 2024, inflasi di Provinsi Riau diprakirakan terkendali dalam rentang sasaran, seiring dengan prognosa peningkatan pasokan beras dan daging ayam ras, didukung oleh jalur distribusi yang baik, cuaca yang lebih kondusif, minimnya rencana penyesuaian tarif AP, dan dampak kenaikan UMP yang diprakirakan masih terbatas.

Kendati demikian, perlu diantisipasi beberapa aspek yang dapat memicu tekanan inflasi pada triwulan l 2024, terutama peningkatan konsumsi dan mobilitas pada moment Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) ramadhan dan IdulFitri mendatang.

"Dampak kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) diprakirakan masih terbatas pada Triwulan I 2024, sedangkan pasokan komoditas pangan diprakirakan meningkat, seperti beras dan daging ayam ras, seiring dengan prakiraan panen raya di Maret hingga April 2024 dan peningkatan pasokan daging ayam ras.kemudian, tarif yang di atur pemerintah (a.l parkir, PDAM, angkutan dalam kota, danangkutan luar kota dalam provinsi) diprakirakan stabil karena belum adanya rencana penyesuaian harga oleh Pemerintah Daerah," paparnya.   

Sementara itu terkait dengan perencanaan  penyederhanaan mata uang Rupiah dengan pengurangan nominal tiga digit angka nol pada mata uang, Bani Indonesia Riau menyebutkan masih dalam tahap proses kajian. Berbagai kajian yang melibatkan beberapa instansi tersebut mesti melalui pertimbangan beberapa aspek yang harus diperhatikan.

"Rencana kebijakan redenominasi yang sudah digaungkan sejak tahun 2010," ucapnya.

Dijelaskan, hingga kini tahapan proses terus berjalan, seperti bagaimana desain, konsep, aspek hukum dan lainnya. "Bagaimana implementasinya, akan melihat kondisi makroekonomi, aspek sosial politik, aspek kemasyarakatan dan lain sebagainya.

Lebih jauh dijelaskan, untuk pengajuan usulan penerbitan Undang-undang tentang Redenominasi mesti melibatkan tiga instansi yakni Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, serta inisiatif DPR. Jika diajukan oleh pemerintah, tentu saja diajukan melalui Kementerian Keuangan dan berkoordinasi dengan dua instansi terkait lainnya. 

"Karena perlu kajian terhadap dampaknya terhadap perekonomian, kepemilikan dan lainnya, dan ini masih terus dalam penjajakan oleh pemerintah bersama Bank Sentral Indonesia serta DPR," jelas Panji Achmad sembari menambahkan hal ini juga sudah ada dilakukan oleh negara lain.