Sultan Sarankan Erick Thohir Melepaskan Salah Satu Jabatan
RIAUMANDIRI.CO - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menyarankan Erick Thohir untuk melepaskan salah jabatan antara Menteri BUMN atau Ketua Umum PSSI.
Alasan Sultan setelah Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan pemeriksaaan terhadap sejumlah bos di PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Beton Precast Tbk terkait kasus dugaan korupsi berupa penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank.
"Kami sangat mengakui kemampuan dan kapasitas beliau sebagai menteri muda yang cakap dengan reputasi yang mentereng. Namun situasi internal masing-masing lembaga yang dipimpinnya saat ini membutuhkan atensi serius dari beliau," ujar Sultan melalui keterangannya pada Jum'at (5/5/2023).
Bagi Sultan, Erick Thohir merupakan senior dan sahabat yang dikenal multitalenta dan sangat menginspirasi. Sehingga saran yang dia sampaikan adalah bentuk wujud perhatian di samping merupakan tanggung jawab konstitusionalnya sebagai anggota parlemen.
"Tidak ada tendensi apapun atas saran ini. Kami hanya ingin pejabat eksekutif untuk fokus menyelesaikan tugas pokoknya pada satu lembaga negara yang sifatnya strategis dan berdampak luas bagi masyarakat," kata mantan Ketua HIPMI Bengkulu itu.
Menurut Sultan, sejauh ini Erick Thohir sudah bekerja maksimal dalam melakukan pembaharuan sistem dan manajemen BUMN secara mendasar.
"Bangsa ini menjadi saksi betapa beliau satelah mendedikasikan waktu dan etos kerjanya dalam event-event besar berskala internasional selama ini," katanya.
Tapi sebagai manusia biasa, kata Sultan, semuanya tentu memiliki keterbatasan dalam menjalankan banyak aktivitas kenegaraan yang berdampak besar dalam satu waktu.
"Lebih adil jika pekerjaan besar dari dua lembaga yang sedang menjadi sorotan publik itu tidak diserahkan kepada hanya satu figur saja," kata Sultan.
Diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui bahwa di perusahaan-perusahaan pelat merah tertentu, direksi BUMN seolah membuat 'kerajaan-kerajaan' sendiri. Hal itu cukup menghambat program percepatan kinerja BUMN secara keseluruhan.
Keberadaan 'raja-raja kecil' tersebut tampak saat Erick ingin melakukan merger beberapa perusahaan BUMN. Menurutnya, ada direksi yang ribut sendiri karena takut posisi terancam. (*)