Sultan Sebut Paradigma Politik Jawa dan Non Jawa Tak Relevan dengan Demokrasi

Sultan Sebut Paradigma Politik Jawa dan Non Jawa Tak Relevan dengan Demokrasi

RIAUMANDIRI.CO - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mengkritisi pernyataan beberapa tokoh yang menyatakan sikap skeptis terhadap kehadiran bakal calon presiden (capres) bukan keturunan Jawa selama ini.

Menurutnya, paradigma politik Jawa dan non Jawa atau jawasentris tersebut sangat tidak relevan lagi untuk dibicarakan di negara demokrasi yang besar seperti Indonesia.

"Mari kita lihat pemerintahan Inggris sudah dipimpin oleh seorang PM keturunan India," kata Sultan, Rabu (26/10/2022).

Dia mengakui benar terdapat realitas demografis dan populer vote yang besar di Pulau Jawa pada setiap momen pemilu. Tapi itu tidak berarti menutup diri dan peluang bagi keterpilihan putra-putri terbaik bangsa dari daerah-daerah lain dari seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, kata Sultan, paradigma politik jawasentris tersebut harus diakhiri dengan pembaharuan sistem rekruitmen politik terhadap figur bakal capres pada setiap pemilu langsung.

"Apalagi parpol cenderung hanya dengan melihat fakta popularitas dan elektabilitas yang diukur oleh lembaga survei politik saja. Sistem rekrutmen politik capres harus dilakukan dengan mekanisme dan standar nominasi tertentu yang ideal,"tegas Sultan.

Di sisi lain, Sultan mengusulkan agar hasil pemilu tidak hanya dihitung dari populer vote saja tapi juga diukur dengan sebaran electoral college. Karena kualitas pemilih sangat rentan dimanipulasi dengan money politics dan isu politik identitas.

"Dengan demikian keadilan politik dan paradigma politik Jawa atau non Jawa dapat kita seimbangkan. Jangan sampai kita selalu terjebak dalam dikotomi politik identitas suku dan agama tertentu saja yang dinilai berhak menjadi pemimpin nasional," tegasnya.

Diketahui, terdapat pernyataan dari beberapa tokoh nasional terkait calon presiden yang secara realitas politik elektoral dan historis hanya akan diwakili oleh figur dari suku Jawa.

Terakhir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyebut dirinya tidak akan terpilih kalau pun mencalonkan diri sebagai capres. Presiden terpilih nanti menurut Erick akan berasal dari suku Jawa. (*)