RIAUMANDIRI.CO - Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) dr Dwi Prasetyo, Sp.A(K) mengatakan meski laporan kasus terjadi pada kelompok anak-anak, tidak menutup kemungkinan penyakit tersebut dapat menyerang orang dewasa.
"Saat ini yang dilaporkan masih anak-anak, tetapi tidak mustahil bisa menular ke orang dewasa. Sekarang masih ditelusuri," ujarnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, masyarakat Indonesia yang telah banyak belajar menjaga kebersihan dan kesehatan dari peristiwa pandemi COVID-19, untuk tetap taat protokol kesehatan dan menjaga pola hidup sehat. Hal ini dapat memperkuat kewaspadaan masyarakat dalam menghindarkan diri dari penularan hepatitis misterius.
"Masyarakat sudah punya pengalaman tentang hidup sehat dari COVID-19. Ini salah satu cara mencegahnya," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan hepatitis misterius merupakan penyakit hepatitis yang tidak diketahui etiologinya.
Umumnya, hepatitis berasal dari virus hepatitis tipe A, B, C, D, atau E, namun tidak dengan penyakit hepatitis terbaru.
"Kejadian di Inggris itu sudah diperiksa ternyata negatif lima hepatitis tersebut. Makanya mereka melaporkan jenis hepatitis yang tidak diketahui etiologinya atau jenis hepatitis non A, B, C, D, E," kata dr Dwi, dikutip dari situs Unpad, Rabu (11/5/2022).
Seperti yang diketahui, laporan kasus hepatitis misterius terjadi pada kelompok anak-anak usia satu hingga 17 tahun.