Pembunuh Terapis di Surabaya Seorang Mahasiswa, Pakai Uang Kuliah hingga Rencana Bakar Mayat Korban

Rabu, 17 Juni 2020 - 23:08 WIB
M Yusron Firlangga (18) pelaku pembunuhan Octavia Widiyawati alias Monik (dtc)

RIAUMANDIRI.ID, Surabaya - M Yusron Firlangga (18) pelaku pembunuhan Octavia Widiyawati alias Monik (33), warga Jalan Ciliwung, Darmo, Surabaya. Yusron membunuh Monik di rumah kontrakannya di Jalan Lidah Kulon 2B, Lakarsantri.

Saat malam pembunuhan itu terjadi, hanya ada Yusron di rumah. Ibu dan adiknya sedang ada di Jombang.

Begini pengakuan Yusron yang mengaku membunuh Monik gara-gara uang tip terapis.

"Dipaksa untuk mengasih tip, disuruh ngasih Rp 200 atau 300 ribu," ujar Yusron kepada wartawan saat rilis di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (17/6/2020).

Yusron mengaku, dia memang membooking layanan pijat plus yang ia kenal lewat media sosial. Setelah memesan, disepakati harga Rp 950 ribu untuk waktu pijat 1,5 jam dengan terapis Monik. Namun dari kesepakatan awal 1,5 jam, Monik hanya memijat selama 40 menit.

"Kesepakatanya 1,5 jam, tapi dia (Monik) hanya melayani selama 40 sampai 45 menit. Terus nawarkan itu (layanan plus)," ungkap Yusron.

Yusron mengakui baru pertama kali membooking korban. Lantas dari mana uang yang didapatkan Yusron untuk membooking Monik? Mengingat Yusron masihlah seorang mahasiswa dan belum bekerja.

"Pakai uang SPP, iya (kuliah)," ujar Yusron.

Yusron saat ini masih kuliah semester 2 jurusan teknik sipil di salah satu universitas swasta. Kepada wartawan, Yusron mengaku sudah empat hingga lima kali membooking layanan pijat plus. Namun saat membooking Monik saja Yusron mengaku kena batunya.

Yusron mengaku tidak punya niatan membunuh. Lantaran kesal dimintai tip secara paksa dan tangannya disundut korek api, akhirnya Yusron emosi dan membekap mulut Monik. Bukannya diam, korban malah berontak.

"Saya bingung, dia teriak keras dan saya takut digerebek. Saya bekap malah dia teriaknya lebih keras. Kemudian saya tusuk dua sampai tiga kali (lehernya)," aku Yusron.

Setelah Monik meninggal, Yusron berencana membakar Monik dengan menggunakan kompor portabel. Namun karena tidak tega, Yusron menghentikannya. Padahal dia sudah membakar kaki kanan Monik hingga menghitam.

"Saya rencananya membakar, tapi saya nggak bisa. Nggak tega, langsung saya matiin (kompor portabel)," lanjut Yusron.

Setelah membunuh, Yusron akhirnya memutuskan pergi ke rumah bibinya di Mojokerto.

"Saya tidak langsung melarikan diri, saya masih di rumah dulu. Selanjutnya saya ke rumah bibi di Mojokerto untuk berunding masalah ini," pungkas Yusron.

Editor: Nandra F Piliang

Tags

Terkini

Terpopuler