Temui Novel Baswedan Beri Dukungan, Said Didu-Rocky Gerung Bikin 'New KPK'

Ahad, 14 Juni 2020 - 20:54 WIB
Foto: Novel Baswedan usai menerima Said Didu hingga Rocky Gerung. (detikcom)

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Sejumlah tokoh berkunjung ke rumah penyidik KPK Novel Baswedan. Mereka memberikan dukungan kepada Novel Baswedan terkait ringannya tuntutan terhadap kedua penyerang Novel.

"Ini Kawanan Pencari Keadilan, singkatannya KPK. Jadi 'New KPK', bukan new normal. Nah ini kita tahu ada Pak Rocky Gerung, Pak Adi Massardi, Pak Donki, Dokter Billy, Pak Iwan Sumule, singkat tadi kita mendengarkan. Semua sehati, bahwa keadilan harus kita cari sehingga sepakat tadi, membentuk 'New KPK', Kawanan Pencari Keadilan," kata Said Didu usai pertemuan di kediaman Novel, Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad (14/6/2020).

Para tokoh yang menyambangi Novel Baswedan adalah Said Didu, Refly Harun, Bambang Widjojanto hingga Rocky Gerung. Pertemuan itu berlangsung tertutup.

Refly menilai tuntutan 1 tahun terhadap dua penyerang Novel itu melecehkan dan menghina hukum. Padahal, menurutnya, dalam peristiwa penyiraman air keras Novel itu telah memenuhi empat unsur yakni niat, alat, akibat dan kenakan petugas.

"Kok cuman dituntut 1 tahun padahal rasanya niat ada, alat yang digunakan itu berbahaya, kemudian akibat yang ditimbulkan luar biasa kebutaan dan kemudian dilakukan petugas. Ini pasti ada kaitan dengan jabatan Mas Novel sebagai penyidik KPK. Nah 4 unsur itu sudah terpenuhi kenapa tuntutan hanya 1 tahun? Ini kan seperti menghina akal sehat publik," ujar Refly.

Untuk itu, Refly berharap bila kedua terdakwa itu merupakan pelaku yang sebenarnya maka harus dihukum seberatnya. Sebab, ia mengatakan penyiraman air keras itu memiliki dampak sangat luar biasa terhadap Novel Baswedan.

"Niat sudah ada, karena bangun subuh-subuh ke sini, alatnya air keras itu yang diyakini, kemudian itu ama bahayanya demgan senjata tajam, akibatnya kalau tidak segera dioperasi tadi Mas Novel bilang biasa meninggal karena sulit bernapas, yang keempat petugas. Kalau memang pelakunya itu ya harus dihukum seberat-beratnya, harusnya percobaan pembunuhan tapi kalau bukan dia dan tidak ada keyakinan dari hakim dan jaksa, orang yang bersangkutan itu jangan dijadikan ini untuk case closed. Ini kasus masih misterius seperti kasus Munir dan Marsinah," ungkapnya.

Sementara itu, Novel menyampaikan banyak terima kasih atas dukungan yang diberikan para tokoh-tokoh tersebut. Ia berharap ke depan penegakan hukum di Indonesia semakin baik.

"Tadi saya menerima tokoh-tokoh dan dalam hal untuk memberikan dukungan keprihatinan atas masalah proses penegakan hukum yang sudah saya komentari bahwa di sana banyak kejanggalan dan jauh dari rasa keadilan. Saya berharap semoga kita semua ke depan punya harapan untuk bisa mendapatkan wajah hukum yang baik dan semoga masyarakat ke depan bisa mendapatkan keadilan dengan sebaik-baiknya," tutur Novel.

Sebelumnya, dua terdakwa kasus penganiayaan berat Novel Baswedan, Rahmat Kadir dan Ronny Bugis dituntut 1 tahun penjara. Jaksa menilai Rahmat dan Ronny terbukti melakukan penganiayaan berat terhadap Novel dengan menyiramkan air keras.

Tuntutan terhadap kedua terdakwa dibacakan secara terpisah di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Jaksa meyakini Rahmat dan Ronny bersalah melanggar Pasal 353 ayat 2 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Editor: Mohd Moralis

Tags

Terkini

Terpopuler