Pelaku Bom Bunuh Diri Filipina Suami Istri WNI Asal Makassar

Jumat, 06 September 2019 - 14:35 WIB
Brigjen Dedi Prasetyo

RIAUMANDIRI.CO, Jakarta –Polri memastikan pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Our Lady of Mount Carmel di Jolo, Filipina, pada 27 Januari lalu adalah pasangan suami istri warga negara Indonesia (WNI).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan kepastian keduanya WNI berdasarkan tes DNA dengan sisa darah yang tertinggal di lokasi kejadian perkara.

“Sudah (pasti WNI), akurat. Kalau DNA tingkat akurasinya 90 persen," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (6/9/2019).

Pasangan suami istri yang dimaksud adalah Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani Saleh. Pasangan suami istri itu merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar, Sulawesi Selatan. Selain itu, Rullie dan Ulfah juga diketahui pernah dideportasi dari Turki pada 2017.

“Hasil uji DNA kejadian bom yang ada di Gereja Katedral Jolo itu sudah diketahui hasil DNA-nya, sudah keluar identik bahwa pelaku bom itu atas nama yang laki-laki RR dan yang perempuan adalah istrinya atas nama U,” tutur Dedi.

“Identik DNA tersebut dengan ayah dan ibu mereka dengan juga DNA yang ditemukan di TKP,” lanjutnya.

Diketahui kepolisian Filipina menginformasikan ada dua ledakan sejenis yang terjadi pada 27 Januari lalu. Insiden tersebut menewaskan 23 orang yang mayoritas adalah jemaat gereja. Sebanyak 102 orang lainnya terluka.

Kala itu, Militer Filipina telah menyatakan bahwa dua pelaku bom bunuh diri tersebut dilakukan oleh sepasang WNI. Mereka menyatakan hal tersebut berdasarkan hasil penyelidikan.

Polri lalu menjelaskan bahwa sepasang WNI yang dimaksud masuk ke Filipina secara ilegal sejak Desember 2018.

Dedi menjelaskan, keduanya masuk ke Filipina melalui jalur ilegal sehingga tidak terlacak oleh otoritas setempat. Sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, pasutri tersebut telah dicuci otak.

"Rekam jejak yang bersangkutan, pernah mengikuti doktrinasi, pencucian otak, penanaman nilai paham radikalisme," ujar Dedi.

Polri dengan pihak Filipina lantas mulai bekerja sama melakukan penyelidikan. Hingga kemudian hasil DNA positif menyatakan bahwa pelaku bom bunuh diri adalah sepasang WNI.**

Editor: AA Rahman

Terkini

Terpopuler