Pemain Asing dan Gairah Baru IBL Indonesia

Selasa, 14 Februari 2017 - 17:11 WIB

Jakarta (RIAUMANDIRI.co) -- Tak ada yang bisa membayangkan sebelumnya NSH Jakarta mampu mengalahkan Aspac Jakarta. Namun di musim ini, semua itu bisa terjadi. Kedatangan pemain asing bakal mengubah percaturan tim-tim basket Indonesia.

NSH seringkali jadi bulan-bulanan tim-tim besar pada kompetisi-kompetisi sebelumnya. Tetapi berbekal dua tambahan pemain asing, NSH mampu menaklukkan Aspac dengan skor 79-67. Skor yang mungkin tak bisa dibayangkan pecinta basket Indonesia sebelumnya.

Gary Jacobs dan Nate Barfield memberikan suntikan besar pada kekuatan NSH. Kini NSH tak bisa dipandang sebelah mata, pun begitu tim-tim lainnya. Persaingan di IBL Indonesia pun lebih merata.

"Dengan adanya pemain asing, kekuatan di musim ini memang jadi sulit ditebak. Tim-tim di dalamnya bisa saling mengalahkan, tak seperti musim sebelumnya yang lebih mudah diprediksi," ujar Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL) Hasan Gozali.

Hasan sendiri menceritakan bagaimana IBL Indonesia melakukan langkah besar untuk memberikan suntikan gairah pada bola basket Indonesia.

Selama ini, bola basket Indonesia memang didominasi tim-tim besar seperti Satria Muda, Aspac, CLS, dan Pelita Jaya. Inovasi pemain asing membuat kekuatan jadi sulit ditebak dan merata.

"Memang ada pertimbangan tentang keterbatasan SDM atlet basket generasi muda, namun fokus utama kami adalah peningkatan kualitas. Dengan kekuatan yang merata, saya harap pertandingan bisa lebih menarik untuk ditonton, bukan hanya laga-laga tertentu saja."

"Selain itu dengan adanya pemain asing, maka hal itu akan berdampak positif bagi tim nasional. Para pemain Indonesia jadi terbiasa menghadapi pemain yang lebih besar dan lebih berkualitas. Dengan begitu mereka akan lebih siap saat menghadapi laga internasional," tutur Hasan meyakini.

Perihal invasi pemain asing, IBL Indonesia benar-benar mengaturnya secara penuh. IBL Indonesia juga memberikan subsidi untuk kontrak pemain sebesar total Rp400 juta.

"Kami berhubungan dengan agen yang menyediakan pemain. Lalu dengan sistem undian, tiap klub memilih pemain asing yang sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Manajer Pemasaran IBL Cahyadi.

Memang tak semuanya langsung berjalan mulus. Ada beberapa kendala seperti keluhan klub yang tak cocok dengan pemain asing dan hal-hal lainnya. Namun Hasan optimistis hal itu adalah proses menuju liga basket Indonesia yang lebih kompetitif dan menarik.

"Kami sudah melakukan banyak perubahan. Selain pemain asing, kami juga membatasi waktu pertandingan hanya di akhir pekan saja. Dengan begitu animo penonton akan meningkat bila dibandingkan dengan turnamen yang digelar sepanjang pekan."

"Kami juga sudah bekerja sama untuk tayangan langsung dan layanan streaming untuk tiap laga IBL. Di tahun 2019, kami juga berencana untuk melakukan sistem draft terhadap para pemain yang berlaga di Liga Mahasiswa," tutur Cahyadi.

IBL Indonesia menyadari bahwa masih banyak hambatan untuk membuat kompetisi ini jadi kompetisi yang berkualitas, tetapi kedatangan pemain asing setidaknya bisa jadi daya tarik baru bagi publik untuk kembali bergairah menyaksikan laga basket Indonesia.(cnn/vio)

Editor:

Terkini

Terpopuler