Buron 3 Tahun, Aktor Karhutla Inhu Ditangkap

Senin, 16 Februari 2015 - 08:29 WIB
ILUSTRASI

PEKANBARU (HR)-Setelah sempat buron selama tiga tahun, manajer PT Kurnia Subur, Darmalis alias Malis, akhirnya ditangkap. Sebelumnya, Malis telah ditetapkan sebagai buron karena diduga sebagai aktor aksi pembakaran lahan seluas 300 hektare di Desa Pulau Jumat, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu.

Sebelumnya, petugas terlebih dahulu menangkap Mastur alias Asun, yang merupakan Direktur PT Kurnia Subur. Dalam kasus karhutla ini, Mastur diduga sebagai otak atau pihak yang memberi perintah sedangkan Darmalis sebagai eksekutor atau pelaku pembakaran lahan.

Keduanya dijerat Pasal 69 ayat 1 huruf H Junto pasal 98, pasal 108 Undang undang nomor 32 tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengolaan Lingkungan Hidup.

Menurut Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda Riau, AKBP Fadillah Zulkarnaen, Minggu (15/2), penangkapan dilakukan tim gabungan dari penyidik Rakorwas PPNS Bareskrim Polri, Kemenhut-LH serta Polda Riau. Hasilnya, Malis diamankan saat berada di kantornya, di Desa Pulau Jumat, Kecamatan Kuala Cenaku, Inhu, Rabu (11/2).

"Setelah ditangkap, yang bersangkutan langsung kita bawa ke Rutan Sialang Bungkuk Kulim dengan status tahanan titipan," terangnya.

Sebelum ditangkap, pencarian terhadap Damalis telah cukup lama dilakukan. "Belakangan dari info yang kita peroleh, ternyata yang bersangkutan sudah kembali ke Rengat. Kita langsung bergerak dan mengamankannya," terangnya.

Sementara itu, Deputi V Penataan Hukum Lingkungan Kementerian Kehutanan Lingkungan Hidup (Kemenhut-LH), Himsar Sirait, menerangkan, terkait proses hukum terhadap keduanya, akan menjalani proses tahap II (penyerahan tersangka dan barang bukti, red) dari penyidik ke pihak Kejaksaan Agung.

"Keduanya tidak kooperatif dan menghilang selama menjalani proses penyidikan. Sampai akhirnya kita behasil menangkapnya dalam waktu satu bulan," tukas Himsar.

Seperti dirilis sebelumnya, sebelum penangkapan terhadap Darmalis dilakukan, aparat penegak hukum sudah terlebih dahulu meringkus Mastur alias Asun. Ia diringkus saat berada di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Rabu (14/1) lalu sekitar pukul 14.00 WIB.

Sama dengan Malis, Asun juga sudah ditetapkan sebagai buron selama tiga tahun. Ketika itu, Asun  disebut-sebut sedang berusaha melarikan diri dari Riau. Setelah ditangkap, Asun langsung dititipkan di Rutan Sialang Bungkuk Kulim, Pekanbaru. Tidak sampai sebulan, giliran Darmalis yang akhirnya diringkus petugas.

Di Bengkalis Pindah

Sementara itu dari Bengkalis, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, saat ini sudah berhasil dijinakkan. Namun demikian, saat ini telah muncul pula Karhutla baru di Dusun Teluk Sialang, masih di Kecamatan Bukit Batu.

Menurut Kepala BPBD-Damkar Bengkalis , Muh Djalal melalui Kabid Damkar, Drs Suiswantoro, Minggu (15/2), kebakaran di Dusun Teluk Sialang mulai terjadi sejak Sabtu (14/2) sore. Hampir sama dengan kejadian kebakaran di beberapa lokasi lainnya, di Teluk Sialang juga terindikasi disengaja, karena ada bekas tebangan.

“Pagi tadi (kemarin, red), kita langsung bergerak menuju lokasi. Saat ini saya bersama sejumlah anggota berada di lokasi melakukan pemadaman,” ujar Suiswantoro.

Medan yang lumayan sulit ditambah cuaca cukup panas serta hembusan angin yang kencang membuat pemadaman tidak bisa maskimal, kendati regu pemadam berjibaku dengan seluruh kemampuan.

“Si pembakar enak-enak saja, tinggal sulut dengan puntung rokok atau korek api, kalau sudah api besar seperti ini regu pemadam yang pontang-panting,” geram Suis.

Pemadaman tidak hanya fokus di Teluk Sialang tapi juga di beberapa titik lainnya. seperti di desa Sumber Jaya dan Sei Linau Siak Kecil. Sejak terbakar sekitar seminggu lalu api belum berhasil dijinakkan. Hambatan terberat kata Suis, medan yang ditempuh cukup berat, jauh ke tengah hutan.

Illegal Loging  
Dari sejumlah informasi menyebutkan, sumber kebakaran yang sempat menghanguskan hutan dan lahan serta lahan sawit milik PT Surya Dumai di Buruk Bakul disebabkan adanya aktivitas illegal logging di kawasan tersebut. Bahkan kabarnya, sudah ada pihak yang diamankan Polres Bengkalis termasuk barang bukti kayu hasil jarahan itu.

Kapolres Bengkalis AKBP A Supriyadi saat dihubungi, Minggu (15/2), tidak menampik adanya barang bukti kayu jarahan yang berhasil diamankan. Namun menurut mantan Kapolres Pelalawan ini, kayu hasil illegal logging tersebut bukan berasal dari hutan Buruk Bakul tapi lokasi lain.

“Memang ada aktivitas illegal logging, tapi bukan di Buruk Bakul, dari kawasan sebelahnya. Saya tidak tahu apa nama tempatnya,” ujar Kapolres.

Hari Ini, Menhut LK Datangi Riau
Dari Pekanbaru, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya, akan berkunjung ke Riau pada hari ini (Senin, 16/2). Salah satu agenda yang akan dilakukan Menhut adalah menindaklanjuti kesiapan Pemprov Riau dan Kemenhut LH, dalam melakukan pencegahan Karhutla di Bumi Lancang Kuning. Langkah ini dilakukan mengingat saat ini Karhutla sudah mulai terjadi di beberapa daerah.

Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, Yulwiriawati Moesa, dalam kunjungan kerjanya itu, Menteri Siti Nurbaya juga akan melakukukan launching, terkait rencana aksi pencegahan Karhutla di Riau, berikut sosialisasinya ke kabupaten/kota.

Sesuai jadwal, Menhut LH akan sampai di Pekanbaru pada pukul 09.30 WIB. Dari Bandara, menteri langsung bergerak menuju Gedung daerah tempat pelaksanaan pelaksanaan launching dilakukan. Selanjutnya, Menteri dijadwalkan akan meninjau Posko Karhutla sekaligus melihat langsung sejumlah lokasi yang terbakar di Riau.

Pertama di Indonesia

Ditambahkannya, launching rencana pencegahan Karhutla tersebut, akan menjadi plan of action pertama di Indonesia serta di Asia Tenggara. Setelah launching tersebut, diharapkan peristiwa serupa tidak terulang lagi.
"Kita bersama sudah sepakat mencegah Karhutla agar tidak meluas. Perusahaan dan pemerintah sudah siap, termasuk kelompok masyarakat peduli api yang sudah dibentuk," terangnya.

Waktu yang patut diwaspadai terjadinya karhutla yaitu minggu ketiga Februari hingga akhir Maret. Selanjutnya bulan Juni hingga Oktober. Sementara puncak musim kemarau dipredikasi akan terjadi pada bulan Agustus. Waktu-waktu ini adalah paling rentan terjadinya karhutla karena temperature udara sangat panas dan tumbuhan atau belukar sudah mengering.  (dod, man, nur)

Editor:

Terkini

Terpopuler