Polisi Dunia Pakai Senjata Baru Lawan Ransomware

Senin, 24 Oktober 2016 - 13:47 WIB
Polisi Dunia Pakai Senjata Baru Lawan Ransomware

JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Hanya berjarak tiga bulan setelah peluncuran proyek No More Ransom, lembaga penegak hukum dari 13 negara memutuskan untuk bergabung untuk bersama-sama melawan ransomware.

Negara yang baru-baru ini memutuskan untuk bergabung di antaranya Bosnia dan Herzegovina, Bulgaria, Kolombia, Prancis, Hungaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania,

Portugal, Spanyol, Swiss dan Inggris. Diharapkan akan semakin banyak lembaga penegak hukum dan organisasi di sektor swasta yang ikut bergabung dalam program ini dalam beberapa bulan mendatang.

Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan ketersediaan alat dekripsi yang tersedia secara gratis, membantu lebih banyak korban untuk mendekripsi perangkat mereka sehingga dapat membuka data-data mereka, serta memukul balik penjahat cyber melalui cara yang paling menyakitkan dengan cara memutuskan sumber pendapatan mereka.

Adapun tujuan dari proyek ini mendapat dukungan penuh dari Eurojust dan Eropean Commission, sebagai bentuk kekhawatiran Uni Eropa terhadap ancaman ransomware. No More Ransom diluncurkan pada 25 Juli 2016, oleh Dutch National Police, Europol, Intel Security dan Kaspersky Lab. Program ini memperkenalkan bentuk kerjasama baru antara penegak hukum dan sektor swasta untuk melawan ransomware secara bersama-sama.

Tujuan dari portal online www.nomoreransom.org adalah menyediakan sumber daya yang bermanfaat bagi korban ransomware. Pengguna dapat menemukan informasi tentang apa itu ransomware, cara kerjanya dan, yang paling penting, bagaimana melindungi diri mereka sendiri.

Selama dua bulan pertama, lebih dari 2.500 orang telah berhasil mendekripsi data-data mereka tanpa harus membayar uang tebusan, menggunakan alat dekripsi utama pada platform (CoinVault, Wildfire dan Naungan). Hal ini menyebabkan kerugian, mencapai USD 1 juta, bagi penjahat cyber dari hasil uang tebusan para korban.

Dengan semakin banyaknya lembaga penegak hukum bersama mitra dari sektor swasta lainnya bekerja sama, maka akan semakin banyak pula alat dekripsi yang dapat dibuat dan tersedia. Saat ini, sudah ada lima alat dekripsi yang tersedia di website.

Sejak peluncuran pada bulan Juli, telah ada penambahan WildfireDecryptor beserta dua alat dekripsi yang diperbarui yaitu RannohDecryptor (diperbarui dengan decryptor untuk ransomware MarsJoke alias Polyglot) dan RakhniDecryptor (diperbarui dengan Chimera).

"Europol berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan program No More Ransom di Uni Eropa dan internasional untuk menghadapi ransomware secara efektif dan terpadu," kata Steven Wilson, Head of European Cybercrime Centre.

"Meskipun tantangan terus meningkat, inisiatif yang muncul menunjukkan bahwa pendekatan yang terkoordinasi oleh penegak hukum Uni Eropa yang mencakup semua mitra yang relevan dapat menciptakan keberhasilan yang signifikan dalam memerangi kejahatan jenis ini, dengan berfokus pada pencegahan dan meningkatkan kesadaran," lanjutnya dalam keterangan yang diterima, Senin (24/10/2016).

Jornt van der Wiel, Security Researcher di The Global Research and Analysis Team, Kaspersky Lab menambahkan, perang melawan ransomware akan memberi hasil terbaik ketika lembaga-lembaga penegak hukum dan sektor swasta turut bergabung.

Para peneliti dapat menawarkan layanan dan analisis malware yang lebih luas seperti pemindaian internet, membantu untuk menemukan hubungan antara item yang berbeda dari data. Hal ini memungkinkan polisi untuk mencari dan merebut server yang digunakan untuk mengelola serangan tersebut.

Dalam beberapa kasus, wawasan para peneliti juga dapat membantu untuk melacak dan menangkap para penjahat yang bertanggung jawab atas serangan. Server yang ditemukan dapat berisi kunci dekripsi, dan ketika bekerja sama dengan perusahaan swasta, maka akan menghasilkan alat dekripsi yang dapat membantu korban untuk membuka data-data mereka tanpa membayar uang tebusan.

"Pada dasarnya, berbagi informasi adalah kunci kerjasama yang efektif antara polisi dan peneliti keamanan. Semakin cepat dan mudah hal itu terlaksana, semakin efektif pula kemitraan yang terjalin. Mendapatkan lembaga penegak hukum lainnya dari berbagai negara akan meningkatkan operasional dari berbagi informasi, sehingga lebih efektif dalam nmelawan ransomware," jelas Jornt van der Wiel.(dtk/ivn)

Editor:

Terkini

Terpopuler