Bengkalis Siaga Darurat Karhutla

Kamis, 12 Februari 2015 - 08:28 WIB
Tim gabungan berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Selasa (10/2).

BENGKALIS (HR)-Kabupaten Bengkalis  akhirnya ditetapkan dalam status siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan. Kebijakan ini diambil melihat kondisi di lapangan, di mana kebakaran hutan dan lahan telah terjadi sejak sebulan belakangan ini. Akibatnya, kawasan yang terbakar terus meluas.

Penetapan status siaga darurat ini sesuai hasil rapat koordinasi antara Bupati Bengkalis Herliyan Saleh bersama Kapolres Bengkalis, AKBP Alosius Supriyadi, perwakilan Kodim 0303 Bengkalis, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar), M Jalal dan Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan, Herman Mahmud, Rabu (11/2). Langkah ini juga sebagai upaya memaksimalkan penanganan musibah karhutla di Negeri Junjungan.

“Selasa sore kemarin, saya langsung meninjau langsung ke TKP kebakaran hutan dan lahan. Kawasan yang terbakar merupakan bekas lahan yang tahun dulu juga terbakar. Api sangat cepat menjalar. Petugas di lapangan bekerja keras memadamkan api,” ungkap Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh, ketiak ditemui usai rapat.

Diterangkan Bupati, penetapan status siaga darurat bencana Karhutla tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan. Di antaranya, Karhutla yang terjadi di Bengkalis sudah berlangsung sejak sebulan belakangan. Hal itu membuat luas areal yang terbakar, semakin meluas. Titik api tersebar di beberapa kecamatan.

Untuk mendukung status siaga darurat, akan segera dibangun posko yang berfungsi untuk mempermudah koordinasi penanganan dan penanggulangan Karhutla, terutama di sejumlah titik api, seperti Desa Buruk Bakul.

Ditambahkan Herliyan, pihaknya juga telah memerintahkan Kepala BPBD Damkar Bengkalis menyiapkan segala perangkat pendukung, seperti SK Penetapan Siaga Darurat Karhutla. Bupati juga memerintahkan tim terkait untuk terus bekerja menanggulangi kebakaran. Hal itu mengingat kondisi saat ini terhitung rawan.

Karena angin bertiup cukup kencang ditambah sulitnya mendapat pasokan air untuk pemadaman. Kondisi ini dikhawatirkan membuat kebakaran bisa terus meluas.
Sementara dari sisi penegakan hukum. Bupati Bengkalis meminta jajaran Kepolisian menindak tegas pelaku Karhutla tersebut. "Apalagi jika disengaja, maka tidak ada ampun bagi pelakunya. Ulah mereka membuat kerugian kepada masyarakat," tegasnya.


Menhut LH ke Riau
Dari Pekanbaru, Pemprov Riau bersama tim penanggulan Karhutla baik dari pusat, Kepolisian, TNI dan pemerintah kabupaten/kota, sudah mulai turun ke lapangan untuk melakukan pencegahan terjadinya Karhutla.

Bahkan pada 16 Februari mendatang, akan ada aksi pencegahan Karhutla dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan hidup RI, Siti Nurbaya. Menurut rencana, pada tanggal itu Menteri Siti Nurbaya akan turun langsung ke Riau untuk melakukan sosialisasi pencegahan sekaligus mengantisipasi supaya Karhutla yang terjadi saat ini, tidak meluas.


"Rencananya ketika itu Menteri akan memberikan arahan. Inilah yang selanjutkan akan dilaksanakan semua pihak. Mulai dari pemerintah kabupaten/kota, hingga pihak perusahaan dan lainnya, supaya Karhutla tidak semakin meluas," ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Riau, Yulwiriati Moesa.

Saat ini, tambahnya, semua pihak yang terlibat dalam pencegahan Karhutla sudah bergerak ke daerah yang terpantau ada titik api.

"Kita bersama sudah sepakat mencegah Karhutla agar tidak meluas. Perusahaan dan pemerintah sudah siap, termasuk termasuk kelompok masyarakat peduli api yang sudah dibentuk," terangnya.

Saat ini, sesuai hasil pantauan Karhutla monitoring sistem, ditemukan ada 45 titik panas. Paling banyak terdapat di Kabupaten Bengkalis, yakni sebanyak 39 titik, selanjutnya Pelalawan 4 titik dan Kabupaten Siak sebanyak 2 titik.


Dumai 3 Titik
Dari Dumai, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, menemukan 3 titik Karhutla di daerah itu. Titik tersebut berada di Gang Budi Kecamatan Bukit Kapur dan Kelurahan Guntung.

"Untuk wilayah Bukit Kapur sudah dipadamkan Dinas Pertanian Perkebudan dan Kehutanan (Distanbunhut), sementara untuk daerah Guntung api sudah dipadamkan Masyarakat Peduli Api (MPA)," terang Kepala BPBD Dumai, Tengku Izmet.

Menurutnya, titik api yang tidak terlalu besar tersebut tidak dapat terpantau oleh satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), karena satelit NOAA hanya memantau Karhutla pada api yang besar.

"Informasi tersebut kami dapati dari masyarakat sekitar bahwa telah terjadi kebakaran lahan, dan kami langsung turun kelapangan," katanya.

Dikatakannya, selama ini yang menjadi kesulitan dilapangan adalah karena kurangnya personil di lapangan, begitu juga sarana dan prasarana. Selain itu, lokasi kebakaran juga kerap sekali jauh dari pemukiman warga.

 "Saat ini BPBD Kota Dumai hanya memiliki 28 personel pemadam kebakaran dan dengan jumlah yang ada saat ini masih dianggap kurang memadai," katanya.

"Kepada masyarakat diminta dan diperingatkan keras untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar lahan. Sebab masih ada banyak cara lainnya yang lebih baik untuk membuka lahan," katanya.

Ditegaskannya, jika kedapatan ada yang membuka lahan dengan cara membakar maka akan dikenakan sanksi, dan diminta kepada perusahaan agar lebih peduli terhadap lingkungan dan cepat tanggap jika terjadi kebakaran di lingkungan operasi perusahaan. (man, nur, zul)

Editor:

Terkini

Terpopuler