Festival Pelestarian Penyu

Senin, 22 Agustus 2016 - 16:48 WIB

PALOH(riaumandiri.co) - Dipusatkan di Dusun Ciremai, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, festival yang kali kelima digelar itu mendapat sambutan dan antusias dari berbagai pihak.Wakil Bupati Sambas, Hairiah, secara khusus mengapresiasi WWF-Indonesia sebagai lembaga yang menginisiasi FESPA dalam upaya melindungi penyu dari kepunahan. Potensi pesisir pantai sepanjang 63 kilometer dan berbatasan langsung dengan negara Malaysia, merupakan pantai peneluran penyu terpanjang di Indonesia.

"Pemerintah Kabupaten Sambas saat ini sudah membidik potensi penyu di pesisir Paloh sebagai ikon pariwisata. Kita perlu komitmen bersama dari semua pihak agar satwa ini tetap dijaga kelestariannya," ujar Hairiah, saat pembukaan Fespa di Dermaga Ciremai, Kamis (18/8/2016) lalu.

Penyu merupakan satwa purba yang dilindungi undang-undang. Harapan besar terkait adanya rencana aksi nasional perlindungan penyu juga menjadi salah satu fokus yang diharapkan terwujud dari kegiatan ini di Indonesia.Secara khusus, Hairiah meminta aparat berwenang untuk lebih giat bekerja melindungi penyu sebagai bagian dari upaya penegakan hukum. Seluruh elemen masyarakat juga harus ambil bagian melestarikan penyu, Senada dengan Hairiah, Wakil Ketua DPRD Sambas, Misni Safari mengatakan, Festival Pesisir Paloh ini adalah momentum untuk mengikat komitmen semua pihak guna bersama-sama melestarikan penyu sebagai anugerah Tuhan yang dititipkan di tanah Paloh. Potensi pesisir Paloh yang begitu besar sesungguhnya dapat dijadikan sebagai kawasan ekowisata.

“Kerja sama semua pihak sangat menentukan masa depan pesisir Paloh sebagai habitat peneluran penyu,” kata Misni.

Terkait agenda Festival Pesisir Paloh yang tahun 2016 ini dipusatkan di Dusun Ceremai, Desa Sebubus, pada 17 – 20 Agustus, Albert menjelaskan agenda besutan WWF-Indonesia ini bisa dikatakan sebagai bentuk peralihan dari kegiatan “Budaya Lempar Telur Penyu” yang dilaksanakan pada setiap musim puncak peneluran yang merupakan pesta rakyat untuk mensyukuri atas telur penyu yang melimpah.Atraksi lempar telur penyu ini sudah hampir 10 tahun tidak dilaksanakan akibat populasinya yang kian menurun dan tidak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Sehingga masyarakat lokal merindukan kembali kegiatan festival serupa sebagai bentuk pesta rakyat dan ajang pertemuan masyarakat pesisir.(ivn/kom)

Editor:

Terkini

Terpopuler