Realisasikan MoU Pemberantasan Pekat

Rabu, 04 Mei 2016 - 09:23 WIB
PenandaTANGANAN MoU Pemberantasan penyakit masyarakat (Pekat) oleh Bupati dan Forkompinda Rohul

PASIR PENGARAIAN (riaumandiri.co)-Menyikapi MoU Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) yang ditandatangani bersama antara Bupati Suparman bersama Forkopinda pada acara Hardiknas di Lapangan Kantor Bupati Rokan Hulu, Senin (2/4).

Forum Komunikasi Ulama, Cendikiawan Muslim dan Tokoh Adat ( FK-UMAT ) Rokan Hulu mengaku siap mendukung dan meminta segera direalisasikan.

Hal itu disampaikan Yuli Hesman selaku Ketua FK-UMAT, Selasa (3/5) mengutip pernyataan tegas Bupati Suparman yang menyebutkan, Kecamatan Rambah akan menjadi sasaran utama dalam membersihan pekat  ke depan. Dan FK-UMAT sebagai wadah berkumpulnya ulama, cendikiawan dan tokoh dat siap mendukung dan memberikan masukan.

"Mengingat kecamatan ini merupakan pusat ibukota Rokan Hulu yang di dalamnya terdapat Masjid Agung Madani Nasional lengkap dengan atribut keagamaannya. FK-UMAT berharap, agar MoU yang sudah ditanda tangani tersebut benar-benar direalisasikan. Apalagi ini merupakan salah satu butir kampanyenya pada saat pilkada kemarin. Sehingga Kabupaten Rokan Hulu, ke depan akan berjaya di dunia dan juga diakhirat,” harapYuli Hesman.

Sebagai informasi yang disampaikan ustad Yuli Hesman, keberadaan kafe dan warung remang-remang di Kabupaten Rohul telah menjamur. Di sekitar Pasir Kota, hampir 40 kafe yang beroperasi. Agar penertiban kafe dan warung remang-remang ini berjalan lancar, dia berharap, Bupati dan Forkopinda supaya turun bersama.

Satu hal yang menggembirakan bagi Kabupaten Rokan Hulu, sejauh ini Kabupaten Rokan Hulu telah menjadi ikon nasional. Bahkan setiap hari dikunjungi oleh wisatawan untuk berwisata religi ke Masjid Agung Madani Nasional Islamic Center sekaligus wisata alam Sipogas, Air panas, Goa Huta Sikafir dan lainnya.

“Jadi sebagai negeri yang menyandang nama 'Seribu Suluk', tentu memilki ciri-ciri khas yang melekat yang harus kita pelihara. Kita berharap, agar ciri 'Negeri Seribu Suluk' ini tidak hilang, hendaknya perilaku memakai pakaian jubah putih, terawatnya surau surau suluk, bertambahnya kegiatan dzikir, hidupnya salat berjamaah serta maghrib mengaji kiranya terus digalakkan.

Semua kegiatan ini tentu akan mendatangkan keridhaan Allah SWT dan akan membuka pintu keberkahan dari langit dan bumi,” tutup Yuli Hesman.(adv/humas)

Editor:

Terkini

Terpopuler