3 WNI Tewas, 55 Luka-luka

Ahad, 07 Februari 2016 - 08:56 WIB
Sebuah gedung berlantai 17 roboh diguncang gempa.

JAKARTA (riaumandiri.co)-Sedikitnya tiga warga negara Indonesia tewas dan 55 lainnya mengalami luka-luka akibat gempa bumi berkekuatan 6,7 skala Richter yang melanda Taiwan bagian selatan, Sabtu (6/2) dini hari kemarin.
Informasi yang dihimpun dari Jakarta menunjukkan, 3 WNI

saat ini para pejabat Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei bergerak menuju lokasi bencana.

Mereka mendatangi lokasi gempa bumi paling parah di kabupaten Tainan yang berjarak sekitar 317 kilometer arah selatan ibu kota Taiwan, Taipei. Kedatangan mereka untuk mendata jumlah korban berkewarganegaraan Indonesia.

Di Kabupaten Tainan terdapat sekitar 16.000 WNI yang mayoritas bekerja di sektor manufaktur dan perawat orang jompo.

Selain Tainan, wilayah di selatan Taiwan yang terkena dampak gempa bumi terparah adalah kota Kaohsiung dan kabupaten Pingtung. Di kedua daerah itu juga terdapat banyak pekerja asal Indonesia.

"Sejauh ini, teman-teman BMI (buruh migran Indonesia) di wilayah kami alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat semua," kata Dian Sidik Ramadhani, nelayan Indonesia yang berpangkalan di pelabuhan Donggang, Pintung, saat dihubungi dari Jakarta.

Kalangan WNI, baik pekerja maupun pelajar, saling memberikan informasi mengenai kondisi mereka masing-masing sejak peristiwa itu terjadi pada pukul 03.54 waktu setempat.

Pusat gempa tersebut berada sekitar 27 kilometer di timur laut kabupaten Pingtung dengan kedalaman 16,7 kilometer.

Jumlah korban akibat gempa bumi pada musim dingin di negara kepulauan berjuluk "Formosa" tersebut diperkirakan akan terus bertambah.

Dari tahun ke tahun, jumlah WNI di Taiwan terus bertambah dengan perincian 250.000 pekerja, 3.500 pelajar, dan 4.500 orang yang menikah dengan warga negara Taiwan.

Gempa juga telah merobohkan gedung 17 lantai di Kota Tainan di bagian selatan negeri itu pada Sabtu, dan sejauh ini awak pertolongan menyelamatkan 123 orang dari reruntuhan, kata seorang pejabat pemadam.

"Ada 60 rumah tangga di dalam gedung itu," kata Lee Po Min, pejabat penerangan di Biro Pemadam Pemerintah Kota Tainan, sebagaimana dikutip Reuters--yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Ia memperkirakan sebanyak 240 orang tinggal di gedung tersebut.

Petugas pertolongan bergegas ke lokasi dengan membawa tangga, crane dan perlengkapan lain serta mengeluarkan penyintas dari bangunan tersebut, yang berada di Kota Tainan di bagian selatan Taiwan, kata kantor berita transnasional, yang mengutip tayangan televisi lokal.

Belum jelas berapa orang yang terjebak di dalam gedung itu. Sebagian laporan mengatakan puluhan atau sejumlah orang mungkin berada di dalam gedung tersebut saat bangunan itu ambruk.

Jejaring berita Taiwan ET Today melaporkan dua gedung roboh di tainan, dan sebagian pipa air dan fasilitas umum telah pecah. Suara sirene berkumandang saat pemerintah kota melancarkan kegiatan tanggap gempa.

Gempa tersebut mengguncang sekitar pukul 04.00 waktu setempat (03.00 WIB). Pusat gempa diperkirakan berada pada 36 kilometer di sebelah tenggara Yujing, dan berada pada kedalaman sekitar 10 kilometer, kata US Geological Survey.

Guncangan terasa lama di Ibu Kota Taiwan, Taipei, di sisi lain pulau itu. Namun kondisi di Taipei tenang, tanpa ada kondisi darurat atau kerusakan.

Sekitar dua jam setelah gempa, stasiun televisi Taiwan EBC memperlihatkan tayangan langsung mengenai kegiatan pertolongan di gedung yang ambruk sebagian di Tainan. Di dalam gedung, petugas pertolongan dengan mengguncakan lampu sorot menyusuri beton dan besi yang terpilin dan mengeluarkan penyintas, tampaknya warga yang tampak kebingungan tapi tidak cedera.

Tayangan lain memperlihatkan orang dengan tangan melingkari tubuh petugas pemadam sedang dibantu keluar gedung itu, sementara crane digunakan untuk mencari penyintas di bagian gelap bangunan tersebut. Pembaca berita mengatakan daerah lain di kota tersebut masih diperiksa untuk mengetahui apakah ada kerusakan.(kpc/ant/rol/yuk)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler