Rupiah Ditutup di Rp14.172

Sabtu, 05 September 2015 - 11:11 WIB
Ilustrasi

JAKARTA (HR)-Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup di level Rp14.172 per USD. Padahal Rupiah tadi pagi berada di posisi Rp14.309 per USD. Namun, Rupiah pada perdagangan non-delivery forward melemah dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.172 per USD jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya Rp14.170 per USD. Demikian seperti dikutip dari Bloomberg Dollar Index.

Dalam pergerakannya Rupiah bergerak di kisaran Rp14.162-Rp14.204 per USD. Pergerakan 52 mingguannya berada di kisaran Rp11.709-Rp14.204 per USD. Yaho-ofi-nance mencatat, Rupiah me-nguat Rp129 atau 0,91 persen ke Rp14.175 per USD. Pergerakan hariannya, Rupiah di kisaran Rp14.133-Rp14.309 per USD.

Kendati rupiah anjlok, transaksi jual beli mata uang asing di tempat penukaran uang atau money changer biasa-biasa saja. Artinya, tidak mengalami peningkatan signifikan seperti halnya jika Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Per hari bisa mencapai 15 transaksi jual beli," ujar Laila Shofah, saat berbincang dengan Okezone, di Money Changer Emerald, Jakarta Pusat, Jumat (4/9).

Sayangnya, Laila tidak mengungkapkan alasan mengapa transaksi jual beli mata uang asing biasa-biasa saja. Walaupun demikian, dia mengaku, dolar Amerika Serikat tetap menjadi juara dalam transaksi valas.
"Kebutuhan orang pakai dolar AS saat pelemahan Rupiah seperti ini biasa-biasa aja, standar-standar aja," ucapnya.

Pasar Saham Jepang Anjlok 3 Persen Pasar saham Jepang mengalami koreksi yang cukup tajam hari ini, bahkan sempat jatuh hingga 3 persen. Investor asing mulai menarik dana dari Negeri Sakura.

Pada pembukaan perdagangan, Jumat (4/9) pagi, Indeks Nikkei 225 dibuka turun tapi koreksinya tidak terlalu banyak. Hingga menjelang siang aksi jual mulai ramai membuat indeks acuan di Bursa Tokyo itu jatuh hingga lebih dari 3 persen.

Sampai menutup perdagangan, Jumat (4/9), Indeks Nikkei 225 ditutup anjlok 2,15 persen ke level 17.792,16. Menurut Mizuho Securities Co, koreksi tajam di pasar saham Jepang ter-jadi karena investor asing yang menarik dana.

Sampai akhir pekan lalu, dana asing 1,85 triliun yen (Rp200 triliun) sudah ditarik ke luar dari hasil penjualan saham dan surat berharga lainnya.

Menurut Analis Teknikal Mizuho Securities Yutaka Miura, para investor ini mulai menarik dana gara-gara munculnya kekhawatiran melambatnya ekonomi Cina, ditambah dengan potensi Amerika Serikat (AS) menaikkan tingkat suku bunga acuan.

"Ini hasilnya kalau investor global mulai mengamankan aset-asetnya. Saham-saham di Jepang memang sudah naik tinggi sejak awal tahun ini, jadi bisa kita lihat orang-orang mengambil untung," katanya dikutip dari Reuters, Jumat (4/9).

Satu pekan terakhir, dana asing yang keluar pasar saham China 707 miliar yen. Namun sampai saat ini investor asing masih mencatat net buy (beli bersih) senilai 1,1 triliun yen di bursa Tokyo.(okz/dtf/mel)

Editor:

Terkini

Terpopuler