Bulog Siap Impor 50 Ribu Ekor Sapi

Selasa, 11 Agustus 2015 - 12:01 WIB
ilustrasi

JAKARTA (HR)-Badan Urusan Logistik siap melakukan impor sebanyak 50 ribu sapi. Impor ini pun diusahakan terealisasi dalam waktu dekat. Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk segera merespons permintaan Bulog agar dapat segera melakukan impor sapi.

"Saya kira paling lama tidak lebih dari minggu ini. Kan semua harus cepat," ucapnya di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Senin (10/8).

Djarot melanjutkan, kuota sapi yang akan diimpor diperkirakan sebanyak 50 ribu dan akan dilakukan secara bertahap. "Saya perkirakan 50 ribu ekor. Memang bertahap," imbuh dia.

Kendati izin impor telah diberikan oleh Kementerian Perdagangan, ia menyatakan masih akan melewati berbagai proses administrasi sebelum akhirnya melakukan impor. Bermodalkan surat izin impor, pihaknya akan membawa ke Kementerian Pertanian untuk memperoleh spesifikasi teknis sapi yang boleh diimpor.

"Saya dengan surat itu akan membawa ke Kementan untuk peroleh spesifikasi sapi yang dibolehkan impor," terang dia.

Selanjutnya, tutur Djarot, setelah melewati proses dari Kementerian Pertanian maka rekomendasinya akan diserahkan kembali ke Kementerian Perdagangan, apakah akan dilakukan impor atau tidak.

"Atas rekomendasi spesifikasi teknis dari Kementan, tentu akan bawa lagi ke Kemendag untuk izin melaksanakan impor," tukasnya.

Alasan Feedloter Batasi Pasokan Sapi ke Pasar
Sebanyak 35 perusahaan penggemukan sapi (feedloter) di bawah Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) mengatur atau mengendalikan pasokan sapi ke rumah potong hewan (RPH) sehingga berdampak pada pasokan dan harga daging di pasar.

Mereka sengaja membatasi pasokan ke RPH karena alokasi impor triwulan III-2015 hanya 50.000 ekor sapi bakalan. Padahal pada triwulan II-2015 mencapai 200.000 ekor sapi bakalan.

Direktur Eksekutif Apfindo Joni Liano mengatakan, konsekuensinya alokasi impor yang turun drastis membuat para anggotanya mengendalikan pasokan ke RPH. Tujuannya, harga stok yang ada saat ini 140.000 ekor ditambah 50.000 ekor bisa tersedia sampai Desember 2015.

"Sekarang satu feedloter ada yang hanya dapat 100 ekor, dari sebelumnya rata-rata 1.000-2.000 ekor (per triwulan)," kata Lino, Senin (10/8)

Menurutnya saat ini pasokan sapi ke RPH memang turun drastis dari dampak keputusan feedloter. Dari kebutuhan normal 60.000 ekor, saat ini yang disalurkan feedloter ke RPH hanya 38.000 ekor per bulan agar bisa cukup sampai akhir tahun.

"Artinya ada kekurangan per bulan 22.000 ekor sapi bakalan," katanya.

Joni mengatakan, berdasarkan data tahun lalu, realisasi impor sapi bakalan mencapai 750.000 ekor. Angka ini memang hanya 20 persen dari hitungan di atas kertas kebutuhan sapi hidup di Indonesia yang per tahun mencapai 3,65 juta ekor.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), realisasi impor sapi bakalan kuartal I-2015 (Januari-Maret) adalah 97.618 ekor dari target 100.000 ekor. Kuartal II-2015 (April-Juni) terealisasi 201.643 ekor dari target 267.624 ekor. Total hingga Juni 2015, impor sebanyak 298.861 ekor sapi bakalan sudah terealisasi. Sedangkan kuota triwulan III-2015 hanya 50.000 ekor.(okz/dtf/mel)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler