Wamen Stella Berikan Tips Orangtua dalam Menjawab Pertanyaan Anak dalam Sehari-hari!

Jumat, 19 Desember 2025 - 15:49 WIB
Wamendiktisaintek Stella Christie usai menjadi pembicara di acara 2025 International Symposium on ECED yang diselenggarakan Tanoto Foundation di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025). (KOMPAS.com/MELVINA TIONARDUS)

Riaumandiri.co - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, menekankan pentingnya cara orangtua merespons pertanyaan anak-anak dalam mempengaruhi tumbuh kembang mereka. Interaksi sosial yang positif, termasuk antara anak dan orangtua, diyakini dapat memperkaya proses pembelajaran dalam kehidupan anak.

Seperti yang diketahui, anak-anak sering kali mengajukan berbagai pertanyaan, bahkan mengenai hal-hal yang dianggap dasar, seperti "Kenapa saya harus makan, saya tidak lapar kok?"

Dalam kesempatan berbicara di acara 2025 International Symposium on Early Childhood Education and Development (ECED) yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation di Thamrin, Jakarta Pusat, pada Rabu (17/12/2025), Stella menceritakan pengalamannya melakukan penelitian dengan bertanya kepada orangtua tentang cara mereka menjawab pertanyaan tersebut.

Beberapa orangtua, menurutnya, menjawab pertanyaan itu dengan cara yang menarik dan kreatif, seperti perbandingan antara tubuh manusia dengan mobil. 

"Ada beberapa orangtua yang menjawab 'Makan itu kayak mobil perlu bensin. Mobil perlu bensin, kamu perlu makan supaya bisa jalan kayak mobilnya'," tutur Wamen Stella dalam acara 2025 International Symposium on ECED yang diselenggarakan Tanoto Foundation di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2025) yang dikutip dari Kompas, (19/12/2025).

Jawaban seperti ini menurutnya cukup menarik karena membuat anak-anak memahami konsep makan dengan menggunakan perbandingan yang sederhana, namun jelas. 

"Ini menciptakan kesamaan berdasarkan struktur. Struktur itu tampak sangat sederhana. Tetapi ketika anak dapat melihat struktur itu, mungkin mereka akan bertanya lebih banyak untuk melihat lebih banyak struktur. Mereka bisa menjadi ilmuwan, mereka bisa menjadi penemu Google. Hanya dengan Anda menjawab dengan cara yang benar," kata Wamen Stella yang dikutip dari Kompas, (19/12/2025).

"Kalau cuma jawab, 'Supaya kamu tinggi', atau lebih parah lagi, 'Enggak usah tanya-tanya, pokoknya makan'. Itu sebabnya mereka tidak akan bertanya lagi," ungkap Wamen yang pendidikan sarjananya ditempuh di Harvard University ini yang dikutip dari Kompas, (19/12/2025).

Stella, yang memiliki latar belakang pendidikan di Harvard University, mengingatkan bahwa jawaban yang lebih singkat dan tidak memiliki perumpamaan logis akan menghalangi anak untuk berpikir lebih dalam. Dalam penelitiannya di bidang kognitif, ia juga menemukan bahwa penjelasan dari orangtua dan guru ternyata lebih efektif dalam memberikan pemahaman kepada anak dibandingkan dengan fitur teknologi seperti AI.

Sebagai tambahan, Stella juga membagikan hasil penelitian yang dilakukan oleh rekannya, Profesor Virginia Deloach. Penelitian ini menguji pengaruh video edukasi, seperti Baby Einstein, terhadap kecerdasan anak-anak. Dalam eksperimen tersebut, ada tiga kelompok anak yang diuji: satu kelompok yang hanya diajarkan oleh orangtua, satu kelompok yang menonton video tersebut sambil mendapatkan pengajaran dari orangtua, dan satu kelompok lagi yang hanya menonton video tanpa bimbingan orangtua.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok anak yang hanya diajarkan oleh orangtua menunjukkan tingkat penyerapan ilmu yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok lainnya.(MG/DHA)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler