Nelayan di Cirebon Curhat ke Puan: "Kami Dipingpong untuk Dapatkan Solar"

Senin, 04 Juli 2022 - 16:28 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani kekita meninjau salah rumah warga di Kampung Nelayan Cangkol Cirebon

RIAUMANDIRI.CO - Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi Kampung Nelayan Cangkol, di Kota Cirebon, Jawa Barat, Senin (4/7/2022).

Puan didampingi Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis serta sejumlah pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD) DPR RI, utamanya  dari Fraksi PDI Perjuangan.

Tak semua warga di permukiman ini yang berprofesi sebagai nelayan. Ada juga yang berprofesi sebagai tukang becak, seperti Sutarma.

Rumah Sutarma salah satu yang disinggahi Puan. Kondisi rumah Sutarma cukup memprihatinkan dan atapnya banyak yang rusak sehingga mengalami bocor parah apabila hujan.

“Kita akan dorong pihak pemda untuk memberi perhatian,” kata Puan.

“Terima kasih ibu. Saya senang dikunjungi calon presiden,” timpal Sutarma.

Selanjutnya, Puan juga berdialog dengan para nelayan yang tinggal di lingkungan sekitar. Pada dialog yang dilakukan di bawah tenda itu.

“Nelayan itu elemen rakyat Indonesia yang sangat penting karena memberikan manfaat bagi masyarakat. Kekayaan laut Indonesia yang luar biasa harus bisa membuat nelayan sejahtera,” ujar Puan.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini menyebut, nelayan harus memperoleh kemudahan fasilitas serta sarana prasarana untuk menunjang pekerjaannya. Sebab, kata Puan, nelayan merupakan salah satu pahlawan bagi kemajuan bangsa karena mereka bekerja demi menyediakan asupan gizi bagi masyarakat.

“DPR RI akan terus memperjuangkan agar nelayan makin sejahtera, yang berarti penghasilan meningkat dan bebannya berkurang,” ungkapnya.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian Puan. Mulai dari persoalan kapal, bahan bakar solar, cold storage, hingga asuransi yang dimiliki nelayan. Ia meminta nelayan menyampaikan aspirasinya.

Seorang nelayan bernama Mulyadi mewakili teman-temannya menyampaikan, mereka memerlukan jembatan untuk bersandar kapal sebab jembatan yang ada saat ini sudah amblas dan tidak layak.

Kesulitan nelayan lainnya adalah ketika hendak membeli solar untuk bahan bakar kapal di SPBU. Para nelayan harus membawa surat untuk membelinya dan biasanya stok solar cepat habis.

“Suka dipingpong bu, lalu tidak ada solarnya. Kita asuransi kecelakaan dan kematian setiap tahun Rp150 ribu/tahun, tapi bayar preminya susah. Nelayan juga butuh GPS genggam buat ngeplot arah pulang. Kita biasa pakai Garmjn tapi banyak yang rusak,” sebut Mulyadi.

Mulyadi pun berharap Puan dapat memfasilitasi kebutuhan sarana prasarana nelayan dengan pihak pemerintah. Ia juga mengaku senang atas kunjungan cucu Proklamator RI Bung Karno itu.

“Suatu kenangan tak terlupakan bisa dikunjungi Mbak Puan. Saya doakan semoga jadi capres dan terpilih jadi presiden, memperhatikan para nelayan,” tambahnya.

Puan mengucapkan terima kasih untuk doa para nelayan. Ia juga mengatakan akan berusaha mencarikan solusi atas persoalan yang dihadapi nelayan di Cirebon, termasuk persoalan jembatan. Ia bahkan langsung meminta Ketua Komisi V DPR yang membidangi urusan infrastruktur untuk mengawal.

“Untuk jembatan, Pemkot koordinasi sengan Pak Lasarus Ketua Komisi V. Pompa bensin di sekitar Cangkol juga harus dipastikan solarnya ada. Insyaallah masalah-masalah tadi saya coba carikan solusinya,” ujar Puan.

Mantan Menko PMK tersebut juga sempat berbincang dengan istri para nelayan. Perbincangan Puan dengan ibu-ibu berlangsung cair.

“Ibu-ibu mukanya cerah semua. Cantik-cantik nggak kusam, padahal panas-panas gini. Apa resepnya bu?!” goda Puan disambut tawa hadirin.

Di akhir acara, Puan menyerahkan sejumlah bantuan bagi para nelayan. Selain sembako, bantuan yang diserahkan seperti alat tangkap ikan trammel net dan gill net, mesin kapal, serta ratusan ribu bibit ikan lele dan nila, serta jutaan benih udang vanamae.

“Saya berharap kedatangan saya memberikan manfaat. Bapak ibu harus semua sehat, jangan lupa divaksin, karena demi kesehatan bersama,” tutup Puan. (*)

Editor: Syafril Amir

Tags

Terkini

Terpopuler