Sambutan Jokowi di Puncak Peringatan KAA

Kritik PBB tak Berdaya, Harus Direformasi

Kritik PBB tak Berdaya, Harus Direformasi

JAKARTA (HR)-Pernyataan tegas disampaikan Presiden Joko Widodo, terhadap lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasalnya, lembaga itu dinilai tak berdaya dalam menghadapi ketimpangan global yang terjadi saat ini. Karena itu, Jokowi menilai lembaga itu harus direformasi agar fungsinya lebih optimal.

Pernyataan itu dilontarkannya saat memberi sambutan dalam puncak peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) di areal Jakarta Convetion Center, Rabu (22/4). Hadir dalam pembukaan sidang KAA kali ini adalah 21 kepala negara dan kepala pemerintahan.

Di antaranya Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Presiden Kamboja Hun Sen, Raja Swaziland Mswati III, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, dan Raja Jordania Abdullah II.

Awalnya, Jokowi memaparkan kondisi dunia saat ini yang masih sarat dengan ketidakadilan dan kesenjangan. Khususnay untuk negara-negara di Asia dan Afrika, yang hingga kini masih bergulat dengan kesejahteraan dan kemakmuran.

Di sisi lain, negara-negara kaya jumlahnya hanya sekitar 20 persen dari penduduk dunia. Penduduk paling besar justru berada di kawasan Asia Afrika, tetapi dengan kondisi penduduknya yang berada dalam kemiskinan.

"Makin kentara ketika PBB tidak berdaya, mandat PBB telah menafikan keberadaan badan dunia. Kita bangsa-bangsa di Asia Afrika mendesak reformasi PBB," tegasnya, yang langsung mendapat tepuk tangan meriah.

Menurut Jokowi, PBB, harus berfungsi optimal sebagai badan dunia yang mengutamakan keadilan bagi semua bangsa. "Bagi saya, ketidakseimbangan global semakin menyesakkan dada," tambahnya.

Palestina Merdeka
Jokowi juga menyinggung soal utang KAA terhadap rakyat Palestina yang belum merdeka. Dia melihat saat ini dunia seakan tak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat Palestina.
 
"Kita tidak boleh berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. Kita harus mendukung sebuah negara Palestina yang merdeka," tegasnya lagi.

Tidak hanya itu, kritikan keras juga dilontarkan Jokowi terhadap sejumlah lembaga keuangan dunia, seperti Bank Dunia, ADB, dan IMF. Menurutnya, lembaga keuangan ini harus dibubarkan.

"Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan Bank Dunia, IMF (Dana Moneter Internasional) dan ADB (Bank Pembangunan Asia), adalah pandangan usang yang perlu dibuang," tegasnya.

"Kita mendesak reformasi arsitektur keuangan dunia, menghilangkan dominasi kelompok negara atas negara lain," katanya.

Ditambahkannya, perjuangan negara Asia Afrika belum selesai karena saat ini masih banyak tantangan harus dihadapi. Dikatakannya, pada 60 tahun lalu solidaritas Asia dan Afrika sudah mengumandangkan perjuangan dan kemerdekaan serta menciptakan kesejahteraan dan keadilan. Kini, Jokowi menyebutkan negara Asia-Afrika dihadapkan pada situasi dunia yang berbeda."Bangsa-bangsa terjajah telah merdeka dan berdaulat. Namun, perjuangan kita belum selesai," kata dia.

Menurut Jokowi, dunia yang terjadi sekarang sarat dengan ketidakadilan, kesenjangan, dan kekerasan global.

Sidang KAA 2015 ini akan berlangsung hingga Kamis (23/4/2015). Sidang tingkat pemimpin negara itu akan merumuskan keputusan dari hasil sidang-sidang yang dilakukan sebelumnya di level menteri dan kamar dagang. (bbs, kom, dtc, viv, ral, sis)