Komisi II Usir Dirut PT TPM, Disinyalir Ada Masalah Pribadi

Komisi II Usir Dirut PT TPM, Disinyalir Ada Masalah Pribadi

RIAUMANDIRI.CO - Perlakuan kurang enak dialami oleh Direktur Utama (Dirut) PT Transportasi Pekanbaru Madani (TPM) saat berhadapan dengan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru.

Azmi selaku Dirut PT TPM diusir keluar ruangan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di ruangan komisi II, Selasa (23/11).

Setibanya di luar ruangan, Azmi menceritakan perihal pengusiran tersebut. Dirinya mengaku dipaksa untuk memberikan data terkait pendapatan Trans Metro Pekanbaru.


"Saya dipaksa untuk memberikan data terkait pendapatan bus TMP, selaku anak perusahaan dari PT SPP saya tidak bisa kasih, karena aturan dan sepengetahuan saya kalau meminta data tentu harus seizin Pak Heri Susanto," kata Azmi kesal.

Azmi mengaku bahwa permintaan tersebut bisa diberikan dengan catatan mengahadirkan pihak PT SPP untuk mendapat informasi dan data yang akurat dan jelas.

"Hanya saya yang dipanggil, saya tetap hadir untuk menghargai komisi II yang mana di dalamnya ada rekan-rekan saya juga termasuk Pak H Fatullah, tapi saat hearing H Fatullah agak emosi mereka tetap meminta data yang diinginkan tapi saya tidak bisa kasih, maunya undangan juga disampaikan ke Pak Heri Susanto dan perintahkan ke saya dan juga didampingi pihak SPP," sambungnya.

Apa yang dialaminya itu, ada permasalahan pribadi yang menjadi pemicunya, sedangkan pembahasan dalam RDP tersebut hanya menjadi modus untuk pemanggilan.

Azmi pun menduga, keinganan Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Fathullah yang tidak terpenuhi menjadi penyebabnya. Diketahui, beberapa waktu lalu ia pernah meminjam Bus Trans Metro Pekanbaru secara pribadi.

"Ini dikaitkan dengan peminjaman mobil secara pribadi ke saya, tidak dilayani, dia (Fathullah) marah kan parah itu, mobil bus TMP dipinjam untuk apa saya tidak tahu. Saya sudah disposisi ke bawah, bantu sesuai kewenangan tapi saya dimarahi sampai menepok meja dan disuruh keluar, apa benar seorang pimpinan seperti itu? Saya keluar, saya ada harga diri. Saya tetap pinjamkan mobil itu tapi disposisinya terlambat apakah karena itu saya dipanggil hearing, kan tidak pas itu mungkin karena itu," jelasnya.

Bahkan Azmi mengaku siap disanksi jika apa yang dilakukan dirinya hari ini melanggar aturan yang ada. 
"Saya siap disanksi apapun, kalaupun direkomkan ke Pak Wali saya siap karena saya tidak salah," katanya mengakhiri.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Fathullah membantah tudingan yang dilontarkan oleh Dirut PT TPM itu. Pengusiran itu sebab Azmi tidak bisa memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilayangkan.

"Memang ada pengusiran karena dia tidak menjawab apa yang kami pertanyakan. Satu pun tak ada dijawab, untuk apa kita hearing, baik kita usir saja," kata Fathullah.

Dalam RDP tersebut, kedua belah pihak membahas tentang perkembangan yang dilakukan oleh PT TPM selaku pengelola Bus Trans Metro Pekanbaru.

"Kita ingin penjelasan pendapatannya, berapa per hari, berapa per bulan. Karena kita mensubsidi mereka (PT TPM) bukan sesekali, setiap tahun kita subsidi menghabiskan uang negara. Kalau tidak menguntungkan Trans Metro ini, untuk apa kita jalankan," jelasnya.

Dirut PT TPM Azmi malah menilai bahwa apa yang dialaminya ada kaitan dengan peminjaman Bus Trans Metro oleh Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru kepadanya.

Namun, permintaan itu tidak bisa terpenuhi dengan alasan tertentu. Singkat cerita, berakhirlah dengan pemanggilan untuk membahas persoalan yang dialami PT TPM.

"Tidak ada kaitan seperti itu," jawab Fathullah membantah tudingan yang dilayangkan oleh Dirut PT TPM.

"Karena dari dulu kita mempertanyakan pendapatannya berapa, kita ingin tahu, sesuai tidak dengan bantuan yang dibantu oleh Pemko Pekanbaru. Kalau tidak, kita minta kepada Pak Wali TMP ditutup aja," katanya mengakhiri.